Hubungan antara China dengan Taiwan sedang memanas. Hal ini dikarenakan adanya kunjungan Ketua DPR Amerika Serikat (AS) Nancy Pelosi ke Taipei, Taiwan. Ini menjadi tanda dukungan AS yang signifikan kepada Taiwan, sehingga menimbulkan ancaman pembalasan dari China atas kunjungan tersebut.
Akibat dari kunjungan ini China memprotes keras dengan menghentikan pengiriman pasir dan buah sampai produk perikanan untuk Taiwan. Dikutip dari Reuters disebutkan sebelum Pelosi berkunjung ke Taiwan, China telah menghentikan 35 izin impor dari 35 eksportir biskuit dan kue kering sejak Senin lalu.
Pada Januari-Juni 2022 nilai impor dari Taiwan ke China tercatat US$ 122,5 miliar atau naik 7,3% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kementerian perdagangan China juga menyebutkan pengiriman pasir ke Taiwan dihentikan mulai Rabu. Pada 2007 China juga pernah menghentikan ekspor pasir ke Taiwan karena masalah lingkungan. Larangan ini berlangsung selama satu tahun.
Selain itu China juga menutup pintu masuk impor buah jeruk, mackerel dari Taiwan pada Rabu. Penghentian ini dilakukan karena produk disebut mengandung residu pestisida yang tinggi.
Pada Januari-Juni barang impor pertanian di China berasal dari China mencapai US$ 59 juta. Awal tahun ini China menangguhkan impor ikan kerapu dari Taiwan karena terdapat kandungan bahan kimia terlarang. Tahun lalu China juga menghentikan impor nanas dan apel.
Tak cuma aktivitas ekspor dan impor, China juga akan menempuh langkah pendisiplinan kepada dua yayasan Taiwan yang disebut agresif dan pro kemerdekaan.
Hal ini menunjukkan bagaimana panasnya hubungan antara China dengan Taiwan. Lantas, bila memang harus diadu secara ekonomi, besar mana ekonomi China lawan Taiwan?
Melansir dari situs Management Study Guide (MSG), cara paling mudah untuk membuat perbandingan ekonomi antara dua negara adalah dengan membandingkan angka PDB mereka. Namun, pendekatan ini tidak layak dalam kasus China vs Taiwan.
Hal ini dikarenakan ukuran ekonomi mereka sangat berbeda. Daratan China adalah rumah bagi 1,4 miliar orang sedangkan Taiwan hanya rumah bagi 23 juta orang. Inilah alasan mengapa perbandingan PDB per kapita lebih masuk akal untuk membandingkan kondisi ekonomi kedua negara ini.
Perlu dicatat bahwa ukuran populasi China 58 kali lebih besar jika dibandingkan dengan negara kecil Taiwan. Namun, PDB-nya hanya 10 kali lebih besar. Ini berarti bahwa rata-rata, setiap orang di Taiwan 6 kali lebih produktif dibandingkan dengan China daratan.
Dalam 25 tahun terakhir, pemerintah China secara konsisten mencatat pertumbuhan dua digit yang mencengangkan. Meski demikian, ternyata China masih jauh di belakang ekonomi Taiwan jika dibandingkan dengan basis per kapita.
Inilah alasan mengapa ekonomi Taiwan berada di peringkat #39 di seluruh dunia berdasarkan PPP sedangkan ekonomi China memiliki peringkat #135 meskipun Negeri Tirai Bambu itu siap untuk mengambil alih Amerika Serikat dan menjadi ekonomi terbesar di dunia.