Bisnis arang kelapa bisa jadi belum banyak dilirik orang. Padahal, barang yang dulu dianggap limbah ini punya potensi menghasilkan cuan yang besar.
Pairin, salah satu pelaku usaha arang kelapa di Depok bercerita tentang kisah suksesnya memulai bisnis ini. Pria berusia 64 tahun ini menyebut jika bisnis arang kelapa sangat potensial dan menjanjikan.
Di pasar lokal, arang sangat dibutuhkan industri kuliner seperti kuliner sate, ayam bakar, ikan bakar, dan lainnya. Selain itu, kebutuhan arang untuk pasar ekspor juga sangat besar untuk bahan baku briket. Terlebih arang Indonesia diklaim sebagai salah satu yang terbaik di dunia.
"Peluangnya besar, (stok) untuk lokal saja masih kurang. Apalagi banyak eksportir briket ke Eropa dan Timur Tengah, dan mereka butuh suplai arang yang banyak," kata Pairin kepada tim d'Mentor.
Untuk pasar luar negeri, arang kelapa yang diolah menjadi briket terbilang menjanjikan. Dari catatan detikcom, seorang ibu bernama Istikanah sukses menjadi eksportir briket ke sejumlah negara di pasar Timur Tengah.
Awal memulai bisnis, Istikanah hanya bisa memproduksi 700 kilogram briket arang. Kini, ia bisa memproduksi 5-7 ton dan menghasilkan omzet antara Rp 1,6 miliar - Rp 2,5 miliar per bulan.
Padahal dalam memulai usaha ini Istikanah mengaku hanya menggunakan modal dengkul karena dia menjadi calo dan mengambil produk dari orang lain. Sampai akhirnya dia bisa mendapatkan pendanaan dari bank untuk pengembangan bisnisnya. Sekarang setiap bulan Istikanah bisa mengirimkan 7-8 kontainer setiap harinya.
Pairin kemudian menjelaskan, di momen-momen tertentu arang menjadi barang yang sangat dibutuhkan. Momen-momen tersebut misalnya tahun baru, Lebaran Idul Adha, hingga ulang tahun kota Jakarta.
"Di kota besar ada 3 momen yang butuh arang, saat lebaran haji, tahun baru, dan ulang tahun Jakarta," katanya menambahkan.
Pada momen tersebut kebutuhan arang menjadi luar biasa besar, memberikan keuntungan lebih banyak kepada Pairin. Pairin mengaku bisa mendapatkan omzet antara Rp 100 juta - Rp 120 juta per bulan dari berjualan arang. Harga 10 kg arang produksi Pairin dijual sebesar Rp 90 ribu - Rp 100 ribu.
Tak cukup hanya dari arang, Pairin menjelaskan jika setiap bagian batok kelapa yang menjadi bahan baku arang bisa dimanfaatkan dan memiliki nilai jual, termasuk limbahnya. Limbah arang dapat dijadikan media tanam kompos yang banyak dicari oleh penjual tanaman.
Berkat usahanya ini, Pairin berhasil menyekolahkan anak-anaknya hingga ke bangku kuliah. Ia pun bersyukur karena ekonomi keluarganya kini semakin membaik.
(eds/eds)