3. Perubahan Iklim
Perubahan iklim alias climate change menurut Sri Mulyani sudah mulai harus ditanggapi sebagai ancaman yang serius terhadap ekonomi Indonesia. Dia mencontohkan sudah banyak negara-negara yang mengalami masalah pangan karena wabah kekeringan terjadi imbas perubahan iklim.
"Ketiga shock yang bakal terjadi adalah climate change. Coba kita lihat, beberapa negara sudah banyak yang mengalami masalah kelaparan. Madagaskar kekeringan, negara Afrika itu banyak yg kekeringan. Di India aja bisa 41 derajat celcius, itu mematikan," ujar Sri Mulyani.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara itu, di Eropa pun saat konflik perang Ukraina dan Rusia berserta dampaknya belum terselesaikan, banyak negara mengalami gelombang panas alias heatwave. Kebakaran hutan pun terjadi karena suhu memanas di berbagai negara. Menurutnya, ada biaya besar yang harus dikeluarkan dari hal ini.
"Di Eropa ada heatwave, kebakaran hutan di mana-mana. Ada australia dan lain-lain," ujar Sri Mulyani.
Dampak-dampak climate change menurutnya bisa saja dirasakan Indonesia, maka dari itu hal ini tidak bisa dianggap remeh. "Kita sudah nggak bisa underestimate climate change," paparnya.
4. Disrupsi Teknologi
Ancaman ekonomi berikutnya adalah kemajuan teknologi yang membawa berbagai disrupsi di berbagai sektor. Menurutnya, teknologi bisa membuat banyak hal baru yang memunculkan juga masalah baru.
Misalnya, di sektor keuangan saat ini muncul banyak hal baru semacam mata uang digital hingga kripto. Hal-hal semacam ini nyatanya juga membawa ancaman yang harus diantisipasi.
"Teknologi yang akan shaping the future. Di sektor keuangan saja, muncul digital currency, relatively kita harus aware dengan kemungkinan dinamika yang terjadi tiap saat di sini atau globally. Perubahan economic policy dan spill overnya harus diperhatikan," papar Sri Mulyani.
(hal/dna)