4 Bencana yang Bisa Bawa RI ke Jurang Krisis

4 Bencana yang Bisa Bawa RI ke Jurang Krisis

Herdi Alif Al Hikam - detikFinance
Jumat, 05 Agu 2022 17:12 WIB
Poster
Foto: Edi Wahyono
Jakarta -

COVID-19 bukan cuma menjadi wabah bagi kesehatan masyarakat di seluruh dunia. Lebih jauh, wabah penyakit ini telah memicu krisis ekonomi di seluruh belahan dunia.

Di Indonesia sendiri, nampaknya krisis ekonomi imbas dari COVID-19 sudah mulai bisa dikendalikan. Namun, Menteri Keuangan Sri Mulyani menyatakan masih banyak potensi krisis yang mengancam ekonomi Indonesia.

Kewaspadaan dan kehati-hatian mengelola keuangan negara menurutnya harus tetap dijaga. Ke depan, menurut Sri Mulyani, ancaman ekonomi kemungkinan akan banyak datang dari luar negeri.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Tantangan ke depan bagaimana? In certainty, ini datangnya dari luar, apa yang terjadi di Amerika Serikat misalnya bisa berdampak ke kita," papar Sri Mulyani dalam peluncuran buku 'Keeping Indonesia Safe from COVID-19 Pandemic' besutan Kemenkeu, Jumat (5/8/2022).

Setidaknya ada empat hal yang bakal jadi ancaman bagi ekonomi Indonesia. Apa saja?

ADVERTISEMENT

1. Gelombang Kenaikan Suku Bunga

Hal yang pertama harus diwaspadai dan terus dipantau adalah kebijakan moneter bank sentral di Amerika Serikat ataupun Eropa yang mulai secara agresif menaikkan suku bunga. Kenaikan suku bunga ini efeknya akan besar ke seluruh dunia.

Indonesia harus memantau betul apa yang terjadi di Amerika. Dia memaparkan kenaikan suku bunga ini bisa menyelesaikan masalah inflasi di Amerika namun bisa juga membuat negara dengan kapasitas ekonomi terbesar itu melambat.

Apapun kebijakan yang diambil di Amerika Serikat menurutnya akan sangat berdampak ke perekonomian global. Bisa saja hal itu akan mempengaruhi ekonomi Indonesia.

"Kalau Federal Reserve naikkan suku bunga lebih agresif itu seperti orang pakai antibiotik... Tinggal lihat siapa kena dulu, apakah penyakitnya dulu inflasi (menurun) atau growth-nya (pertumbuhan ekonomi menurun) sebagai eksesnya. Bisa aja growth-nya duluan yang kena," kata Sri Mulyani.

"Ini spektrumnya tinggi, spektrumnya luas, Ini adalah instuemn policy yang powerful," sebutnya.

2. Kondisi Geopolitik

Ancaman yang kedua adalah kondisi geopolitik. Konflik-konflik antar negara saat ini sudah mulai menimbulkan perang. Sri Mulyani menyatakan masalah ekonomi yang ditimbulkan dari perang Rusia-Ukraina belum selesai, kini Taiwan dan China justru sedang memanas hubungannya. Bukan tidak mungkin perang akan pecah.

"Kedua saya mau sampaikan yang sulit diprediksi adalah perang (kondisi geopolitik). Kemarin di Ukraine, sekarang dekat-dekat kita nih, Taiwan," ungkap Sri Mulyani.

Maka dari itu, menurutnya pemangku kepentingan di Indonesia harus selalu bersiap menghadapi masalah yang ada. Menurutnya, dampak perang tak akan terduga.

"Apapun yang kita prediksi, itu bisa 1.001 versi dan kita nggak tahu apa yang terjadi, makanya harus selalu bisa siap-siap," ujar Sri Mulyani.

Bersambung ke halaman selanjutnya.

3. Perubahan Iklim

Perubahan iklim alias climate change menurut Sri Mulyani sudah mulai harus ditanggapi sebagai ancaman yang serius terhadap ekonomi Indonesia. Dia mencontohkan sudah banyak negara-negara yang mengalami masalah pangan karena wabah kekeringan terjadi imbas perubahan iklim.

"Ketiga shock yang bakal terjadi adalah climate change. Coba kita lihat, beberapa negara sudah banyak yang mengalami masalah kelaparan. Madagaskar kekeringan, negara Afrika itu banyak yg kekeringan. Di India aja bisa 41 derajat celcius, itu mematikan," ujar Sri Mulyani.

Sementara itu, di Eropa pun saat konflik perang Ukraina dan Rusia berserta dampaknya belum terselesaikan, banyak negara mengalami gelombang panas alias heatwave. Kebakaran hutan pun terjadi karena suhu memanas di berbagai negara. Menurutnya, ada biaya besar yang harus dikeluarkan dari hal ini.

"Di Eropa ada heatwave, kebakaran hutan di mana-mana. Ada australia dan lain-lain," ujar Sri Mulyani.

Dampak-dampak climate change menurutnya bisa saja dirasakan Indonesia, maka dari itu hal ini tidak bisa dianggap remeh. "Kita sudah nggak bisa underestimate climate change," paparnya.

4. Disrupsi Teknologi

Ancaman ekonomi berikutnya adalah kemajuan teknologi yang membawa berbagai disrupsi di berbagai sektor. Menurutnya, teknologi bisa membuat banyak hal baru yang memunculkan juga masalah baru.

Misalnya, di sektor keuangan saat ini muncul banyak hal baru semacam mata uang digital hingga kripto. Hal-hal semacam ini nyatanya juga membawa ancaman yang harus diantisipasi.

"Teknologi yang akan shaping the future. Di sektor keuangan saja, muncul digital currency, relatively kita harus aware dengan kemungkinan dinamika yang terjadi tiap saat di sini atau globally. Perubahan economic policy dan spill overnya harus diperhatikan," papar Sri Mulyani.


Hide Ads