Ini yang Bikin Ekonomi Indonesia Tumbuh 5,44%

Ini yang Bikin Ekonomi Indonesia Tumbuh 5,44%

Angga Laraspati - detikFinance
Jumat, 05 Agu 2022 19:15 WIB
Airlangga Hartarto
Foto: Dok. Kemenko Perekonomian: Menko Perekonomian Airlangga Hartarto
Jakarta -

Perekonomian Indonesia tumbuh sebesar 5,44% (YoY) pada triwulan 2 tahun 2022 dan secara triwulanan, ekonomi nasional tumbuh 3,73% (QoQ). Sedangkan PDB harga konstan jauh lebih tinggi dibandingkan sebelum pandemi yakni sebesar Rp 2.924 triliun.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan pertumbuhan ekonomi Indonesia relatif lebih baik dibanding negara lain. Apalagi China dan Amerika Serikat sedang dalam situasi stasioner dan pemerintah berharap hal tersebut dalam tidak berdampak pada ekonomi di ASEAN.

Pertumbuhan ekonomi di triwulan kali ini ditopang oleh pengeluaran konsumsi dan ekspor. Pelaksanaan mudik pada Hari Raya Idul Fitri disebut telah mendorong konsumsi masyarakat dan menghasilkan perputaran ekonomi di seluruh wilayah Indonesia.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sumbangan pertumbuhan yang signifikan juga berasal dari kinerja ekspor Indonesia. Selain karena faktor peningkatan harga komoditas, menguatnya kapasitas output di berbagai sektor juga turut mendorong peningkatan ekspor Indonesia.

"Konsumsi rumah tangga pertumbuhannya 5,51% artinya engine pertumbuhan dari segi Rumah Tangga yang selama COVID-19 berdampak, ini sudah kembali pada kondisi asal," ujar Airlangga dalam keterangan tertulis, Jumat (5/8/2022)..

ADVERTISEMENT

Secara spasial, pertumbuhan ekonomi di seluruh wilayah masih tumbuh positif dan ketimpangan ekonomi antar wilayah semakin berkurang. Ekonomi luar Jawa, terutama Maluku dan Papua tumbuh tinggi 13,01%. Bahkan Bali Nusra mulai tumbuh dan mencapai 3,94%.

"Ekonomi di Jawa pulih dan yang menarik tentu Bali Nusra yang biasanya pertumbuhannya rendah, ini sudah naik di 3,4%. Jadi pembukaan di sektor pariwisata, kebijakan dari penanganan COVID-19 yang sudah membuka terhadap turis ini sangat membantu di Bali dan Nusa Tenggara," jelas Airlangga.

Pertumbuhan ekonomi dari sisi demand tercermin juga dari pertumbuhan dari sisi sektoral. Industri pengolahan sebagai driver terbesar pertumbuhan masih tumbuh positif sebesar 4,01% (yoy).

Selain itu, sektor Transportasi dan Pergudangan serta Akomodasi & Makan-Minum tumbuh tinggi masing-masing 21,27% dan 9,76% didorong oleh pelonggaran syarat perjalanan dan momen hari raya Idul Fitri.

Secara spasial, pertumbuhan ekonomi di seluruh wilayah masih tumbuh positif dan ketimpangan ekonomi antar wilayah semakin berkurang. Pertumbuhan diperkirakan masih akan berlanjut tercermin dari kinerja positif berbagai leading indicator ekonomi.

Klik Selanjutnya >>>

Sementera itu, indeks kepercayaan konsumen di angka baik yaitu 128,2 dan penjualan ritel terus tumbuh yaitu 15,42%. Prospek permintaan yang terus meningkat menjadi insentif bagi industri untuk meningkatkan produksi, tercermin dari Purchasing Manager Index (PMI) yang terus tercatat mengalami ekspansi di level yang semakin kuat.

Indikator sektor eksternal Indonesia juga relatif baik dan terkendali, tercermin dari transaksi berjalan yang masih surplus, neraca perdagangan yang surplus selama 26 bulan berturut-turut, cadangan devisa tetap tinggi per Juli 2022 untuk membiayai 6,2 bulan impor, dan rasio utang masih berada pada level yang aman.

"Ekspor yang selalu menjadi andalan kita pada masa pandemi COVID-19. Ekspor ini terus tumbuh," kata Airlangga.

Pemulihan dunia usaha juga semakin terlihat dengan pertumbuhan kredit yang terus meningkat mencapai 10,7% (YoY) per Juni 2022 dengan tingkat NPL terjaga di bawah 3%. Kredit modal kerja meningkat seiring peningkatan utilitas, serta kredit investasi mulai terakselerasi.

Sejalan dengan pertumbuhan kredit, realisasi KUR per Juli mencapai sebesar Rp 209,05 triliun (56,02% dari target tahun 2022 sebesar Rp 373,17 triliun) dan diberikan kepada 4,40 juta debitur.

Sedangkan total outstanding per 31 Juli 2022 Rp 530 triliun. Dari segi kesejahteraan, tingkat kemiskinan dan pengangguran juga menurun.

Airlangga menegaskan pemerintah optimistis target ekonomi Indonesia secara keseluruhan sebesar 5,2% dapat tercapai. Untuk mencapai target itu, pemerintah menjalankan berbagai strategi dan kebijakan utama untuk mendorong akselerasi pemulihan dan meningkatkan resiliensi ekonomi.

Strategi dan kebijakan utama tersebut antara lain pelonggaran mobilitas masyarakat dan mempersiapkan strategi transisi aktivitas ekonomi dan mobilitas masyarakat dari era pandemi menuju era new-normal.

Pemerintah juga mendorong daya beli masyarakat untuk kelompok 40% terbawah di antaranya melalui program PEN pada klaster perlindungan sosial yang dianggarkan sebesar Rp 63,7 triliun untuk bantuan PKH, BLT Minyak goreng, BLT Desa, BTPKLWN, dan Kartu Prakerja.

Selain itu pemerintah juga menyusun langkah-langkah responsif untuk menahan kenaikan harga pangan dan energi dengan penambahan subsidi, Program Kartu Prakerja juga terus didorong meningkatkan kompetensi, produktivitas, dan daya saing angkatan kerja.

Pemerintah juga mendorong pengembangan UMKM, di antaranya melalui peningkatan plafon KUR sebesar Rp 373,17 triliun pada tahun 2022 dan mensukseskan program Bangga Buatan Indonesia (BBI), serta melanjutkan Program Proyek Strategis Nasional (PSN) untuk pembangunan infrastruktur yang dapat memberikan efek pengganda besar.

Berbagai langkah kebijakan dan reformasi struktural tersebut akan mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia sehingga menciptakan lapangan pekerjaan bagi masyarakat luas.

"Pemerintah optimistis pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan sebesar 5,2% pada tahun 2022 dapat tercapai," imbuh Airlangga


Hide Ads