Kabar harga mi instan bakal naik belakangan jadi sorotan karena makanan itu merupakan salah satu makanan yang banyak disukai masyarakat Indonesia. Situasi ini terjadi akibat terganggunya pasokan gandum dunia.
Desas-desus kenaikan harga mi instan membuat harganya di warung kopi (warkop) di wilayah Tangerang Selatan mulai naik. Satu porsi mi instan yang siap makan kini tembus hingga Rp 12.000 dengan topping telur, dari sebelumnya Rp 11.000.
"Pakai telur Rp 12.000/porsi, nggak pakai telur Rp 8.000/porsi. Sebelumnya Rp 11.000 dan Rp 7.000/porsi," kata Rozikin, pemilik warkop HS di daerah Ciputat, Tangerang Selatan, Jumat (12/8/2022).
Rozikin menjelaskan kenaikan ini sudah terjadi sekitar dua bulan lalu. Penyesuaian harga terpaksa dilakukan untuk merespons kenaikan harga bahan baku seperti telur hingga mi instan yang sudah dirasakannya.
"Disesuaikan aja soalnya kalau enggak rugi. Soalnya setiap bulan memang ada kenaikan sih (mi instan) Rp 1.000, Rp 1.000. Kayak misalnya sebelumnya belanja Rp 108.000/dus, bulan selanjutnya Rp 109.000," ujarnya.
Warkop yang dimiliki Rozikin menawarkan berbagai varian menu dengan pelengkap seperti telur, kornet, bakso, hingga ayam suwir. Setiap topping yang dipakai dihargai Rp 2.000.
Buka 24 jam di lingkungan kampus UIN Jakarta, Rozikin mengaku warkopnya cukup ramai saat kegiatan perkuliahan dijalankan. "Sekarang kan lagi pada libur jadi paling satu hari 15 porsi, kalau kuliah lagi masuk itu bisa sampai 35 porsi," bebernya.
Harga mi instan siap makan sebesar Rp 12.000/porsi pakai telur juga terjadi di Warkop Warfah. Salah satu pegawai bernama Rudi mengaku kenaikan harga baru berlaku kemarin, dari sebelumnya Rp 11.000/porsi pakai telur dan Rp 8.000/porsi tidak pakai telur.
"Indomie biasa Rp 8.000, pakai telur Rp 12.000, pakai sosis Rp 13.000, pakai bakso Rp 13.000, pakai kornet Rp 15.000, kalau komplit semua Rp 18.000," bebernya.
Bergeser ke warkop lainnya di wilayah yang sama, mi instan siap makan yang ditawarkan lebih murah yakni Rp 7.000 tanpa topping dan Rp 10.000 dengan topping telur. Meski begitu, harga itu juga sudah mengalami kenaikan dari harga sebelumnya.
"Sebelumnya Rp 8.000 pakai telur, sekarang Rp 10.000. Nggak pakai telur sebelumnya Rp 5.000, sekarang jadi Rp 7.000. Soalnya belanja juga sudah naik sih," ujar Opik di warkopnya.
Dihubungi terpisah, pemilik warung makan indomie (warmindo) di Yogyakarta bernama Heru Setiawan mengaku belum menaikkan harga menu mi instannya. Dia takut para konsumen pada lari karena jika harga dinaikkan.
"Dampak kenaikan ini sudah terjadi dan kita seperti pepatah mengatakan maju kena mundur kena, dalam artian ketika kita mau naikkan harga menu, dampaknya akan mengurangi daya beli customer. Tetapi ketika tidak kita naikkan harganya, kita sebagai produsen yang rugi," tuturnya.
"Harapannya mudah-mudahan dengan kenaikan harga Indomie ini tidak berkepanjangan," tambahnya.
Simak juga video 'Krisis Gandum Bikin Harga Mie Instan Naik, Apa Antisipasi Indonesia?':