Kebal Pandemi, Bursa Mobil Bekas di Blok M Tetap Ramai Meski Malnya Sepi

Kebal Pandemi, Bursa Mobil Bekas di Blok M Tetap Ramai Meski Malnya Sepi

Shafira Cendra Arini - detikFinance
Minggu, 14 Agu 2022 09:30 WIB
Bursa Mobil Bekas Mal Blok M
Foto: Shafira Cendra Arini
Jakarta -

Mal legendaris, Mal Blok M, yang kini kondisinya sepi menjadi salah satu topik yang sering diperbincangkan beberapa waktu terakhir. Namun, siapa sangka di pusat perbelanjaan ini ada area bursa mobil bekas yang masih sering kedatangan pengunjung.

Bursa Mobil Bekas Mal Blok M merupakan satu kawasan besar yang dulunya ialah area basement parkiran. Area ini menyediakan berbagai jenis mobil bekas, yang didominasi oleh mobil klasik dan mobil keluaran Eropa.

Terpantau oleh detikcom, saat menyambangi lokasi mal yang tepat berada di bawah Terminal Blok M ini, satu area basement besar ini dipenuhi dengan ratusan mobil. Ternyata, jumlah bursa atau showroom di lantai ini mencapai 20 bursa. Tidak hanya bursa, di area basement ini juga ada gerai-gerai spare part dan aksesoris, serta bengkel mobil.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dibalik sepinya mal ini, ternyata beberapa bursa mobil mengaku, pandemi tidak terlalu memberikan pengaruh terhadap kelangsungan bisnis mereka. seperti yang terjadi pada salah satu bursa di sana yakni Karunia Panca Selaras (KPS).

"Untuk di kita saat pandemi nggak terlalu kena dampak, hanya di bulan-bulan tertentu aja," ujar Ditya Satria, pegawai di bursa tersebut kepada detikcom.

ADVERTISEMENT

Meski demikian, pada bulan Februari kemarin ia mengaku sempat terjadi penurunan pembeli. Hal ini dikarenakan kasus Omnicron yang saat itu sedang tinggi-tinginya.

"Agak turun dikit. Februari cuma jual 1, biasanya rentang 5 sampai 7 sebulannya. Sebenarnya orang-orang nggak terlalu ini sama Covid. Tapi mereka banyak yang sakit di bulan itu," tambahnya.

Bursa Mobil Bekas Mal Blok MBursa Mobil Bekas Mal Blok M Foto: Shafira Cendra Arini

Tidak hanya pandemi, lebih lanjut Ditya mengatakan, kondisi Mal Blok M yang sepi juga tidak terlalu berdampak pada keberlangsungan penjualan mobil di bursanya. Bisa jadi hal ini dikarenakan kebanyakan mobil yang dijual di bursa-bursa ini ialah mobil klasik dan mobil keluaran Eropa.

"Pasarnya juga agak berbeda dengan toko-toko di atas. Bisa dibilang segmen kita A, karena jenis mobilnya juga. Jadi sebetulnya nggak terlalu ngaruh dengan toko-toko yang di atas itu sepi," sambung Ditya.

Pandangan Ditya ini didukung oleh pernyataan Adi, pegawai di bursa Arsy Jaya Motor (AJM). Menurutnya, karena mobil yang rata-rata di jual di kawasan ini ialah mobil Eropa, jadi para pembelinya pun kebanyakan ialah mereka yang hobi atau yang sanggup membeli.

"Beda kan dengan mobil-mobil keluarga seperti Avanza. Kalau mobil-mobil seperti di sini biasanya mereka sudah cari duluan, ada saja yang beli. Rata-rata yang dijual disini itu mobil eropa semua. Jadi biasanya yang bener-bener hobi atau yang sanggup aja," kata Adi.

Lanjut ke halaman berikutnya.

Dari segi penjualannya sendiri, ia mengatakan, grafiknya memang naik turun. Untuk pengunjungnya sendiri pun ada waktu-waktu kunjungan tertentu, biasanya mereka datang di weekend.

"Waktu ramenya juga biasanya di awal sama akhir bulan. Paling banyak itu 10 per bulannya, itu yang paling banyak. Dan di hari weekend semua itu. Tapi ya tiap tahun beda-beda," tambahnya.

Di sisi lain, bursa mobil Badak Auto justru merasakan hal yang sedikit berbeda. Pegawai di bursa itu, Randi mengatakan, justru saat ini lah momen bursanya sedang sepi-sepinya.

"2 bulan ini lagi sepi. Karena sekarang kan lagi pada ngurus anak sekolah. Karena lagi turun adalah 5 (penjualan) itu juga alhamdulillah," kata Randi.

Di luar kondisi sepi di 2 bulan ini, ia mengaku biasanya bisa menjual hingga 10 unit per bulannya.

"Bisa dilihat bursa ini (Badak Auto) lumayan besar, jadi bisa ditanya juga ke bursa lain, bursa mana yang jual paling banyak," tambahnya.

Meski demikian, ia mengaku sempat kesulitan juga di kala pandemi. Bahkan, ada bulan-bulan di mana tidak ada pembeli sama sekali. Bursanya pun sampai mengurangi luas areanya demi menekan pengeluaran.

"Jelas turunan waktu pandemi (dibanding sekarang). Paling cuma 1-2 mobil, itu pun ada bulan-bulan yang nggak kejual sama sekali," kata Randi.

"Dulu ini setengah punya kita (area). Tapi karena pandemi kita kurangin. Orang nggak bisa keluar ke sini kan waktu itu, sedangkan kita bayar sewa. Per slot 1 mobil di Rp 1.3 juta-an, kayak parkir," tambahnya.

Bahkan, lebih lanjut Randi menuturkan, keberadaan bursa di bawah Mal Blok M ini baru diketahui khalayak baru-baru ini. Di mana, bursa ini baru ada sekitar 2-3 tahun lalu atau di 2019. Sebelumnya, tempatnya ini merupakan gerai-gerai pakaian.

"Untungnya karena Square sama M Bloc. Gara-gara itu banyak orang rame lewat sini. Yang lewat sini kan yang dari Busway juga," ujar Randi.

"Orang baru tahu ada showroom baru-baru ini. Dikenal, tau orang Blok M. Tapi rata-rata orang baru tau blok M ada showroom. Taunya biasanya di Kebayoran-Sunter," jelasnya.

Dengan kata lain, ramainya kawasan ini baru terasa beberapa bulan belakangan, setelah pandemi mereda dan saat masyarakat kini sudah mulai mengetahui keberadaan bursa mobil di sini.



Simak Video "Video: Blok M Hub Jadi Wajah Baru Masa Depan Jakarta"
[Gambas:Video 20detik]

Hide Ads