Menanggapi pernyataan Mentan, Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan alias Zulhas meyakini kenaikan harga gandum saat ini diharapkan tidak membuat harga mi naik. Sebab panen gandum saat ini di negara produsen telah membaik.
"Nggak, mudah-mudahan. Dulu kan gagal panennya di Australia, Kanada, Amerika Serikat (AS) ya. Sekarang panennya sukses," katanya kepada awak media, di Kantor Kementerian Perdagangan, Rabu (10/8) lalu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Zulhas juga mengatakan saat ini penjualan gandum dari Ukraina sudah dibuka lagi. Seperti diketahui salah satu penghasil gandum tersebut sempat menyetop ekspor gandumnya.
"Apalagi sekarang Ukraina sudah boleh jual. Mungkin September trennya akan turun (harga gandum)," ucapnya.
Kemudian, Direktur PT Indofood Sukses Makmur Tbk yang merupakan produsen Indomie, Franciscus Welirang menepis pernyataan Mentan.
Pria yang akrab disapa Franky tersebut mengatakan isu kenaikan harga mi instan yang bisa mencapai 3 kali lipat adalah hal yang berlebihan.
"Harga mi instan bisa saja naik, bisa saja. Tapi kalau ada pernyataan yang mengatakan bisa 3 kali lipat, itu berlebihan. sangat-sangat berlebihan," kata Franky kepada detikcom, Rabu (10/8).
Menurutnya, saat ini negara-negara penghasil gandum tengah panen. Jadi, kata dia, pasokan gandum dalam negeri tak akan banyak terpengaruh.
"Hari ini di bulan, dari bulan Juli-Agustus, Amerika, Kanada, Panen. Rusia panen, nanti sebentar lagi Argentina panen. Nggak usah diributin lah. Nggak ada yang perlu ditakut-takutin kepada konsumen kita," tutupnya.
Harga Mi Instan Diam-diam Naik
Berdasarkan penelusuran detikcom di sejumlah warung kopi (warkop) ternyata harga mi instan sudah naik, tetapi tidak tiga kali lipat seperti wanti-wanti dari pemerintah.
Misalnya saja seperti yang dikatakan Pemilik warung kopi (Warkop) di wilayah Tangerang Selatan, Rozikin. Ia mengatakan naiknya harga mi sudah terjadi tiap bulannya.
"Sempat dengar katanya mau naik 3x lipat karena harga gandum naik. Memang sudah naik si setiap bulan juga ada kenaikan Rp 1.000, Rp 1.000, tapi nggak sampai 3x lipat seperti kabar sekarang. Kayak misalnya sebelumnya belanja Rp 108.000/dus (isi 40), bulan selanjutnya Rp 109.000," jelasnya.
Kemudian, Corporate Communication General Manager PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (Alfamart) Nur Rachman mengatakan kenaikan harga mi instan sudah terjadi pada Juli 2022. Meski begitu, kenaikannya tidak besar.
"Mi instan ada naik harga di Juli, tapi itu pun kecil kenaikannya, hanya sekitar 1- 2%," ucapnya.
Simak Video "Video: Suka Makan Mi Instan? Yuk, Kita Bikin Biar Lebih Sehat"
[Gambas:Video 20detik]
(ada/das)