Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan jika Indonesia sudah tidak impor beras selama 3 tahun. Hal ini disampaikannya saat menerima penghargaan swasembada beras dari International Rice Research Institute (IRRI).
Namun, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Indonesia masih mengimpor beras hingga tahun 2022. Tapi, perlu dicatat bahwa beras tersebut adalah jenis beras khusus.
Dari catatan detikcom, beras khusus adalah beras yang tidak ditanam di Indonesia. Adapun peruntukannya adalah kebutuhan hotel, restoran, hingga pelaku bisnis katering.
Beras khusus memiliki kualitas setara premium namun akan dijual dengan harga beras medium. Kemudian, beras khusus juga akan digunakan untuk cadangan apabila terjadi kelangkaan pasokan beras medium yang berpotensi menyebabkan kenaikan harga beras di tingkat pengecer dan konsumen.
Melansir data Badan Pusat Statistik (BPS), Minggu (14/8/2022), Indonesia masih mengimpor beras dari sejumlah negara. Tahun 2021, jumlahnya bahkan mencapai 407.741,4 ton, naik dari tahun 2020 yang hanya 356.286,2 ton.
Adapun rincian impor beras di tahun 2021 adalah 215.386,5 ton dari India, 69.360 dari Thailand, 65.692,9 ton dari Vietnam, 52.479 ton dari Pakistan, 3.790 dari Myanmar, 230,3 ton dari Jepang, 42,6 ton dari China, dan dari negara lainnya sejumlah 760,1 ton.
Di tahun 2019 jumlah impor beras Indonesia adalah 444.508,8 ton. Pakistan menjadi pengimpor beras terbesar saat itu dengan jumlah 182.564 ton. Di tahun itu Indonesia juga mengimpor 166.700,6 ton beras dari Myanmar, dan 53.278 ton beras dari Thailand.
Adapun jumlah impor beras terbanyak sejak tahun 2000 terjadi pada tahun 2018. Saat itu Indonesia mengimpor beras hingga 2.253.824,4 ton. Beras yang diimpor dari Thailand mencapai 795.600 ton, sedangkan dari Vietnam sebanyak 767.180 ton.
Lanjut ke halaman berikutnya
Simak Video "Jawaban Syahrul Yasin Limpo usai Didesak Mundur PDIP Dari Mentan"
[Gambas:Video 20detik]