Berdasarkan mata uang, utang pemerintah didominasi oleh mata uang domestik (rupiah) yaitu 70,49%. Tercatat kepemilikan investor asing terus menurun sejak 2019 yang mencapai 38,57%, hingga akhir 2021 tercatat 19,05% dan per 11 Agustus 2022 mencapai 15,58%.
Dari segi jatuh tempo, komposisi utang pemerintah disebut dikelola dengan mempertimbangkan kemampuan bayar dan kapasitas fiskal. Hal ini terlihat dari rata-rata jatuh tempo (average time to maturity) sepanjang 2022 masih terjaga di kisaran 8,7 tahun.
"Berdasarkan beberapa indikator risiko utang tersebut, dapat dikatakan bahwa utang pemerintah Indonesia masih berada pada level aman dengan risiko terkendali. Pengelolaan utang yang prudent, didukung peningkatan pendapatan negara yang signifikan dan kualitas belanja yang lebih baik adalah bentuk komitmen dan tanggung jawab pemerintah dalam menyehatkan APBN," tulis buku APBN KiTA.
(aid/hns)