Kesuksesan tidak pernah mengenal latar belakang pendidikan. Hal itu dibuktikan oleh Zhang Yong, pria Singapura yang putus sekolah kini jadi pengusaha restoran sukses.
Zhang Yong kini punya 466 jaringan restoran, meski semasa kecil tak pernah sama sekali mencicipi makanan yang identik mahal. Restoran itu bernama Haidilao International Holding, atau perusahaan induk dari jaringan restoran hotpot China Hai Di Lao.
Restoran milik Zhang Yong hanya menyajikan kaldu panas untuk memasak berbagai daging, sayuran dan mie. Tahun 2018, jaringan restoran yang berbasis di Beijing itu berhasil meraup omzet hingga US$ 1,6 miliar dan memutuskan untuk go public dengan raupan dana US$ 12 miliar.
Dilansir dari Forbes, Selasa (16/8/2022), kekayaan Zhang Yong mencapai US$ 6,3 miliar atau setara Rp 92,87 triliun (kurs Rp 14.742).
Bisnis Zhang Yong dimulai saat ia berusia 20-an tahun, waktu itu dirinya memutuskan berhenti sebagai buruh pabrik traktor di Jianyang. Kemudian diputuskan untuk membuka sebuah rumah makan hanya dengan empat meja pada tahun 1994.
Zhang Yong hanya modal nekat karena sebenarnya dirinya tak memiliki keahlian memasak. Dia punya cara lain untuk menarik pelanggan yakni memberikan layanan manikur dan semir sepatu gratis sembari pelanggannya menunggu meja kosong.
Kemudian jika ada pelanggan yang memesan mie, maka karyawan akan memperlihatkan demo membuat mie yang cukup menghibur. Zhang Yong menilai pelayanan yang baik merupakan hal yang sangat penting dalam sebuah usaha.
Selain sudah dikonsumsi oleh pelanggan di China, makanan di restoran Zhang Yong berekspansi di Hong Kong dan Taiwan. Tak hanya itu, dirinya juga membuka di pasar Amerika Serikat (AS) yakni Los Angeles, hingga membidik Singapura, Australia, Korea Selatan dan Jepang.
Sebagai pimpinan, Zhang Yong merasa kesuksesan perusahaannya tak lepas dari peran para pegawai. Atas dasar itu lah dirinya suka memberikan bonus kepada karyawan seperti manajer sebesar 3% dari keuntungan restoran untuk memotivasi kinerja mereka.
Zhang Yong juga gemar memberikan penghargaan kepada karyawan yang memberikan ide-ide anti mainstream di seluruh outlet Hai Di Lao. Misalnya, waktu itu ada karyawan yang memiliki ide memberi pelanggan kantong plastik untuk penyimpanan ponsel agar tak jatuh ke dalam kaldu mendidih.
Kemudian karyawan juga memiliki ide untuk memberi ikat rambut kepada pelanggan agar tak terkena kuah kaldu. "Jika Anda ingin dapat kreativitas maksimal, Anda harus membiarkan pekerja berkreasi," kata Zhang Yong.
Simak Video "Moorissa Tjokro: Berpikir Kritis Jadi Keterampilan yang Wajib Diasah"
[Gambas:Video 20detik]
(aid/zlf)