Selain beras, Indonesia juga akan ekspor jagung ke Filipina. Perum Bulog sudah menghubungi Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Manila agar dapat merealisasikan hal tersebut.
"Jagung sangat berpeluang untuk kita ekspor karena memang produksinya kurang lebih surplusnya bisa sampai 3 juta ton. Saya sebelum ke sini sudah menghubungi KBRI juga di Manila, beliau sangat aware, sangat bisa membantu untuk kita bisa merealisasikan itu dalam waktu dekat," kata Budi.
Dalam proses pengadaannya, nanti akan menyerap langsung jagung dari petani. Selain itu juga menggandeng beberapa pemasok.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Seiring rencana tersebut, persoalan kekurangan mesin pengering jagung juga diatasi. Saat ini Bulog sedang membangun fasilitas mesin pengering jagung atau corn drain center (CDC).
Ada 6 titik lokasi yang sedang dibangun dengan kapasitas setiap unitnya kurang lebih 120 ton per hari. Jika diakumulasikan, kapasitas total dari fasilitas ini mencapai 108.000 ton per tahun.
"Ini tentu bisa kita revolving (putar) stoknya hingga pada saat yang sama ketika Indonesia ada shortage (kekurangan) terhadap kebutuhan jagung, potensi harga naik, kita sudah memiliki kesiapan jagung ke depan. Tapi ini kesiapannya kurang lebih di bulan Desember," tutur Budi.
(aid/hns)