Butuh Rp 2 Triliun Garap BLK, RI Bakal 'Rayu' Bank Dunia

Anisa Indraini - detikFinance
Senin, 22 Agu 2022 17:33 WIB
Ilustrasi BLK/Foto: Rachman Haryanto
Jakarta -

Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) berencana melakukan revitalisasi sarana prasarana transformasi Balai Latihan Kerja (BLK) atau Balai Pelatihan Vokasi dan Produktivitas di 13 daerah pada 2023-2024. Kebutuhan anggaran kegiatan ini diperkirakan sebesar Rp 2.038.260.308.771 untuk 13 BLK.

"Pembangunan BLK itu memang membutuhkan pembiayaan yang (tidak) sedikit, mohon dukungannya terkait besarnya kebutuhan kami untuk melakukan transformasi BLK tersebut," kata Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Ida Fauziyah dalam rapat kerja dengan Komisi IX DPR RI, Senin (22/8/2022).

Kegiatan transformasi BLK berupa reformasi kelembagaan, re-desain substansi pelatihan, reorientasi sumber daya manusia (SDM), dan revitalisasi fasilitas sarana prasarana (pembangunan workshop, gedung kantor, fasilitas pendukung).

Transformasi BLK sebenarnya sudah dilakukan Kemnaker sejak 2021 dengan anggaran Rp 20.906.135.371 untuk 3 BLK. Lalu pada 2022 dianggarkan Rp 232.446.978.935 untuk 11 BLK baik pembangunan lanjutan di tahun sebelumnya maupun pembangunan baru.

"Kenapa anggarannya beda-beda? Karena tahun 2021 dan 2022 kami hanya melakukan pembangunan atau rehabilitasi workshop dengan keterbatasan anggaran, yang kami lakukan lebih banyak perencanaannya," jelas Ida.

Pada 2023-2024 diharapkan pembangunan lanjutan BLK dapat terselesaikan. Untuk memenuhi anggaran Rp 2 triliun, kata Ida, pihaknya sedang menjajaki pinjaman sehingga tidak hanya bergantung pada anggaran yang ada.

"Kami berusaha mendapatkan sumber-sumber pembiayaan lain, mohon dukungan agar kita dapat kesempatan untuk dapat pinjaman. Yang sedang kita jajaki adalah World Bank, ada beberapa negara yang mereka sangat concern pada upaya peningkatan SDM melalui pelatihan vokasi seperti Austria," bebernya.

Di samping itu, Ida juga sedang berkoordinasi dengan Kementerian Keuangan untuk penggunaan Dana Alokasi Khusus (DAK) yang dipergunakan sebagai transformasi BLK.

"Ini salah satu cara kami, saya kira Rp 2 triliun bukan angka ideal untuk memenuhi kebutuhan transformasi," tandasnya.




(aid/hns)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork