Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan ada permintaan beras dari China dan Arab Saudi. Rinciannya mencapai 2,5 juta ton dari China, dan 1.000 ton dari Arab Saudi.
Menjual produk pangan memberi peluang saat dunia terancam oleh krisis pangan global. Namun, Jokowi mengatakan bahwa Indonesia belum berani melakukannya dan menolak permintaan China dan Arab.
"Kemarin dari China minta beras 2,5 juta ton, Saudi minta 1.000 ton beras. Saat ini kita belum berani, kita stop dulu," katanya saat memberi arahan kepada KADIN di Anjungan Riau TMII, Jakarta Timur, Selasa (23/8/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jokowi menjelaskan Indonesia masih menunggu momen yang tepat. Jika produksi beras meningkat bukan ada potensi Indonesia melakukan ekspor.
"Tapi begitu produksi melompat karena bapak ibu ke situ (meningkatkan produksi), bisa saja kita terjun ke situ dengan harga yang sangat visible, sangat baik," tambahnya.
Pada kesempatan itu, Jokowi kembali memamerkan capaian Indonesia yang mendapatkan penghargaan dari International Rice Research Institute (IRRI). Penghargaan itu terkait swasembada beras sejak tahun 2019.
"Di sisi lain negara lain kekurangan pangan kita justru dinyatakan sudah swasembada beras. Kita harus waspada iya, hati-hati iya tapi jangan memunculkan sebuah pesimisme, ini sekali lagi yang saya nggak mau," pungkasnya.
(das/das)