Mereka yang Diam-diam Bermandikan Cuan saat Harga Barang Serba Mahal

Mereka yang Diam-diam Bermandikan Cuan saat Harga Barang Serba Mahal

Ilyas Fadilah - detikFinance
Rabu, 24 Agu 2022 14:11 WIB
Business people are using Stock chart innovative technology. Mixed media, digital and online concept.
Foto: Getty Images/iStockphoto/ker_vii
Jakarta -

Masyarakat Inggris terus berjuang menghadapi naiknya harga-harga akibat inflasi. Lonjakan harga ini bahkan disebut sebagai lonjakan harga tertinggi dalam empat dekade terakhir.

Melansir dari BBC, Rabu (24/8/2022), kini masyarakat Inggris harus mengeluarkan 110 Euro untuk barang yang dijual 100 Euro tahun lalu. Meskipun ada kenaikan harga beberapa industri disebut meraup untung besar.

Lantas, siapa saja yang diuntungkan atas lonjakan harga-harga ini?

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Perusahaan Raksasa Energi

Bisnis ekstraksi dan pemurnian bahan bakar fosil mencatatkan rekor keuntungan dalam beberapa bulan terakhir. Harga gas alam meningkat tajam, dan harga minyak mentah naik di atas US$ 100/barel di pasar internasional. Hal ini terjadi karena adanya kekhawatiran akibat konflik Rusia-Ukraina.

Aramco Arab Saudi juga membukukan rekor keuntungan antara April hingga Juni. Sementara British Petroleum (BP) laba 6,9 miliar Euro pada periode itu. Dan Shell mencatatkan keuntungan dengan angka 9 miliar Euro.

ADVERTISEMENT

Tetapi ada beberapa perusahaan yang belum mendapatkan keuntungan dari naiknya harga minyak dan gas. Penyebabnya karena cara mereka dalam membeli energi grosir. Perusahaan-perusahaan ini menetapkan harga di muka untuk memastikan terhadap perubahan besar dalam harga pasar - sebuah proses yang dikenal sebagai lindung nilai.

Industri Pertambangan

Batu bara menjadi populer semenjak konflik Rusia-Ukraina pecah. Banyak negara mencari alternatif lain menggantikan gas Rusia yang pasokannya terus dibatasi.

Kondisi ini tentu menguntungkan perusahaan-perusahaan tambang yang berkecimpung mengolah bahan bakar fosil paling kotor ini. Bisnis batu bara termal Glencore mendapat keuntungan berlipat ganda senilai lebih dari 15 miliar Euro pada paruh pertama 2022.

Kekhawatiran akan pasokan gas yang terhambat membuat popularitas batu bara semakin meningkat. Apalagi pembatasan pasokan yang dilakukan Rusia terjadi menjelang musim dingin.

Terkait hal ini pemerintah Inggris bahkan meminta beberapa perusahaan energi untuk menunda penutupan pembangkit listrik tenaga batu bara.

Bisnis Sektor Pangan

Stok pangan global menghadapi persoalan yang serius. Banyak negara mulai mencari alternatif sumber gandum yang sulit keluar dari Ukraina dan Rusia.

Suplai yang terganggu membuat harga gandum naik 25% dibanding tahun lalu. Akibatnya banyak bahan pokok lainnya yang menjadi lebih mahal.

Perusahaan penggilingan gandum seperti ADM melaporkan kenaikan laba 60% dalam kuartalan terbaru mereka. Pendapatan Cargill milik swasta naik 23% menjadi rekor US$165 miliar dalam laporan keuangan terakhir.

Tak hanya itu, ada juga pihak-pihak lain yang mengeruk cuan. Lanjut di halaman berikutnya.

Perusahaan Perkapalan

Pandemi mungkin mengganggu ekonomi dan rantai pasok global. Namun kondisi ini justru meningkatkan kekayaan perusahaan pelayaran.

Tarif kargo melonjak dan masih tinggi sejak permintaan barang-barang konsumsi meningkat selama lockdown COVID-19. Diperkirakan industri pengiriman peti kemas akan memperoleh keuntungan setengah triliun dolar selama dua tahun terakhir pada akhir 2022.

Grup pengiriman peti kemas terbesar kedua di dunia, AP Møller-Maersk, menaikkan perkiraan laba tahunan untuk ketiga kalinya tahun ini. Perusahaan bahkan menyebut normalisasi tarif mungkin tidak akan terjadi sampai akhir tahun.

Penjual Jam Tangan Mewah dan Produsen Wine

Kombinasi inflasi yang melonjak, suku bunga yang rendah dan pertumbuhan ekonomi yang lemah menyebabkan pengembalian di sektor investasi konvensional jadi sulit tercapai.

Oleh karena itu sebagian kelompok berbelok dan berinvestasi ke tempat lain. Pialang di Knight Frank melaporkan bahwa nilai investasi komoditas anggur berkualitas serta jam tangan mewah melonjak 16% tahun lalu. Sementara investasi di bidang kesenian naik 13% , lalu wiski dan koin sebesar 19%.

Produsen wine berkualitas terbesar di dunia, Bordeaux Index, melaporkan peningkatan penjualan sebesar 37% di tahun ini hingga Juni.

Meski demikian, inflasi mungkin meninggalkan rasa yang pahit bagi mayoritas kalangan.



Simak Video "Video: Inflasi Global 2025 Lebih Tinggi Dibanding 2024, Indonesia Aman?"
[Gambas:Video 20detik]

Hide Ads