Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas, Suharso Monoarfa mengaku para menteri mendapatkan arahan oleh Presiden Joko Widodo untuk menggenjot belanja negara menggunakan produk dalam negeri. Terkait produknya pemerintah juga akan memperketat produk yang benar-benar buatan lokal.
"Bukan barang impor hanya diganti bungkusnya, misalnya dengan 1-2 persen kemudian dibilang produk dalam negeri. Kita ingin itu, dan nanti akan ada sertifikasi produk-produk dalam negeri," katanya dalam keterangan pers setelah ratas Percepatan Transformasi Digital Pengadaan Barang dan Jasa, dikutip dari YouTube Sekretariat Presiden, Kamis (25/8/2022).
Suharso mengakui bahwa lompatan untuk menggenjot belanja produk lokal dan digitalisasi pengadaan barang dan jasa terlambat dilakukan Indonesia. Meski begitu, ada lompatan yang signifikan dengan bertambahnya ratusan UMKM di e-katalog Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Arahan Bapak Presiden. Jangan sampai dalam rangka pengadaan ini pengusaha UMKM dan koperasi tertinggal. Yang menang hanya karena harganya kemudian perusahaan besar," tuturnya.
Jika sebelumnya hanya tercatat 50 ribu produk yang masuk LKPP, saat ini Suharso bilang sudah 600 ribu lebih. Ia menargetkan tahun ini bisa mencapai 1 juta produk dan tahun depan 2 juta.
"Tapi kita telah melakukan lompatan yang luar biasa, di mana pada waktu yang lalu itu hanya baru 50 ribuan produk yang masuk di LKPP, dan sekarang sudah 600 ribu lebih dan targetnya pada tahun ini adalah 1 juta, dan tahun 2 juta," lanjutnya.
Dengan begitu, LKPP disebut menjadi marketplace untuk produk-produk dalam negeri. Tentunya hal ini menurutnya mendorong keaslian produk dalam negeri yang benar-benar buatan domestik dengan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) yang tinggi.
Suharso juga bilang bahwa Jokowi memerintahkan dalam mendorong produk lokal, jangan sampai pengusaha hanya pengusaha besar saja yang ikut ambil andil. Tetapi diharapkan UMKM dan koperasi juga bisa terlibat mengambil keuntungan.
"Ini akan dibuat satu diferensiasi sedemikian rupa agar terjadi distribusi dengan," ujarnya.
"Jadi ini sekaligus juga akan membuat industri dagri itu bergeliat. Memang ada beberapa kendala di dalam hal digitalisasi ini, tetapi secara bertahap sebenarnya secara maksimal sudah bisa kita lakukan," tutupnya.
(ada/das)