Usaha Wong Cilik Mau Dapat Modal Lebih Banyak? Cobain Ini Deh

Usaha Wong Cilik Mau Dapat Modal Lebih Banyak? Cobain Ini Deh

Shafira Cendra Arini - detikFinance
Jumat, 26 Agu 2022 17:43 WIB
Warga membuat menu makanan ringan di salah satu UMKM Dapur Mak Demplon, Sunter Agung, Jakarta Utara, Minggu (10/4).
Foto: Shafira Cendra Arini
Jakarta -

Salah satu tantangan para pelaku usaha mikro kecil menengah (UMKM) dalam mengembangkan bisnisnya adalah permodalan. Akses permodalan kerap terbatas lantaran ada kendala pada aspek legalitas usaha.

Hal ini diakui oleh Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (UMKM) Teten Masduki. Untuk itu saat ini pemerintah mempermudah semua perizinan legalitas bagi para pelaku UMKM. Legalitas ini diyakini dapat membantu usaha mulai dari menciptakan nilai merek hingga akses ke permodalan.

"Untuk memulai usaha, dari mikro, semua perizinan sudah kita permudah. Tidak lagi arus informal, usaha bisa formal. Cukup hanya perlu nomor induk berusaha lewat OSS, kalau mau bikin PT lebih mudah. Fokus di produknya, harus ada brand value," ujar Teten dalam acara Kopdar UMKM Nasional, Jumat (26/8/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Teten bilang, peluang untuk mendapatkan akses modal dan pembiayaan juga dapat terbuka lebar dengan adanya legalitas.Dengan legalitas, para pelaku usaha dapat membuat kontrak-kontrak bisnis dengan instansi lain.

"Dan itu banyak opportunity bisnis yang dilakukan. Dan itu usaha mikro sekecil apapun harus punya business plan. Sekarang banyak sekali modal ventura yang mau masuk, meski ke bisnis kecil. Itulah kenapa formal itu penting. Ada brand value," tambah Teten.

ADVERTISEMENT

Teten menambahkan, kondisi saat ini masih banyak UMKM yang memulai aktivitasnya tanpa perencanaan yang matang. Padahal, hal tersebut sangat dibutuhkan untuk membuka peluang pertumbuhan usaha.

Salah satu usaha yang dilakukan Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (UMKM) dengan merangkul korporasi, salah satunya bersama Grab Indonesia meluncurkan solusi UMKM terpadu pertama di Indonesia lewat @Grabmerchanid. Program tersebut dibuat untuk memenuhi tiga kebutuhan utama UMKM yakni konsumen, legalisasi, dan pendanaan. Program ini diharapkan bisa membantu UMKM merencanakan bisnis dan skema keuangannya.

"Bisa konsultasi kan itu UMKM. Dan ini yang dibutuhkan. Saya kira ini akan berdampak besar untuk pelaku UMKM yang ingin sukses dan bertumbuh," tambahnya.

Sementara itu, President of Grab Indonesia, Ridzki Kramadibrata menyampaikan, pihaknya menargetkan peningkatan digitalisasi UMKM yang saat ini sudah mencapai 19 juta menjadi 30 juta.

"UMKM itu harus siap sukses. Kalau sukses tapi nggak punya perizinan akan bingung ke depannya. Tadi Bu Neneng sudah menyebut ada tiga hal utama yang diperlukan, pertama konsumen. Kedua, dengan digitalisasi itu bisa legalisasi dan perizinan. Dan yang ketiga ialah pendanaan," ujar Ridzki.

Dari program digitalisasi ini, Ridzki mengatakan, harapannya pertumbuhan UMKM akan meningkat, omzet naik, dan ekosistemnya juga bisa semakin maju. Hal ini juga terlihat dari seorang pedagang sayur di Grab Merchant yang juga turut hadir di sana. Siska, pemilik usaha Agung Sayur ini mengatakan, ia bisa memperoleh omset hingga Rp 3 juta per harinya berkat digitalisasi usahanya. Bahkan di hari-hari raya, ia bisa mendapatkan hingga Rp 6 juta.

(eds/eds)

Hide Ads