Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo memproyeksi inflasi pada tahun ini dan tahun depan pun akan tembus di atas 4%. Perry menambahkan langkah-langkah pengendalian inflasi ke depan memang menjadi sangat penting.
"Untuk inflasi indikasi risiko-risiko inflasi akan lebih tinggi dari 4% tahun ini maupun tahun depan. Itu perlu langkah-langkah pengendalian menjadi sangat penting," kata Perry dalam rapat kerja dengan Badan Anggaran Dewan Perwakilan Rakyat (Banggar DPR), Selasa (30/8/2022).
Dalam penjelasannya, tekanan inflasi akan meningkat didorong oleh tingginya harga energi dan pangan global, serta kesenjangan pasokan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Inflasi inti dan ekspektasi inflasi diperkirakan berisiko meningkat akibat kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) non subsidi dan inflasi volatile food, serta semakin menguatnya tekanan inflasi dari sisi permintaan.
"Berbagai perkembangan tersebut diperkirakan dapat mendorong inflasi pada tahun 2022 dan 2023 berisiko melebihi batas atas sasaran 3,0Β±1% dan karenanya diperlukan sinergi kebijakan yang lebih kuat antara Pemerintah Pusat dan Daerah dengan Bank Indonesia untuk langkah-langkah pengendalian," tutur Perry.
Baca juga: Harga BBM dan Risiko Inflasi |