Salah satu pendiri PT Tiki Jalur Nugraha Ekakurir atau JNE, Djohari Zein mengatakan, sempat berniat membawa JNE untuk melepas saham ke publik atau initial publik offering (IPO). Namun, adanya perubahan sikap dari para pemegang saham membuat keinginan untuk IPO itu kandas.
"Waktu itu memang waktu bangun JNE, kemudian saya mau bangun JNE untuk IPO waktu itu tahun 2016. Kemudian ada perubahan sikap shareholders kita waktu itu tidak semuanya setuju," katanya dalam wawancara khusus dengan detikcom seperti ditulis Selasa (30/8/2022).
Setelah, terjadilah perubahan manajemen. Djohari pun mundur dari jajaran manajemen dan memutuskan untuk jadi komisaris.
"Lalu, jadilah perusahaan itu ganti manajemen. Karena ganti manajemen, saya bilang 'OK, saya mundur aja, saya jadi komisaris aja'. Karena waktu saya membangunnya untuk IPO, tapi kalau mereka nggak mau IPO, kan saya daripada buang-buang waktu, saya mundur dari situ karena nggak cocok dengan model bisnisnya lagi," sambungnya.
Singkat cerita, Djohari pun ikut mendirikan perusahaan rintisan atau startup di bidang logistik dengan nama Paxel di 2017. Perusahaan ini sendiri baru saja baru saja mendapat pendanaan seri C sebesar US$ 23 juta yang ditutup pada Juni 2022.
Pendanaan pada putaran keempat ini mendapatkan dukungan dari PT Astra Digital Internasional (ADI) yang merupakan salah satu anak perusahaan PT Astra Internasional Tbk, Central Capital Ventura (BCA), MDI Ventures (Telkom), SIG, Endeavour Catalyst, FJ Labs serta PT Amsaka Investama Sejahtera.
Saat ditanya soal peluang Paxel IPO, Djohari menilai, Paxel lebih mungkin untuk melepas saham ke publik.
"Tapi kalau misalnya IPO apakah bisa terjadi, apakah kita melihat IPO harus tahun ini atau harus tahun depan, saya belum tahu harus sesuai dengan hitungannya. Kalau IPO saya rasa Paxel itu lebih mungkin karena memang model bisnisnya startup, jadi sangat besar kemungkinannya," katanya.
(acd/eds)