Cara Pedagang Makanan Siasati Harga Telur Mahal

Cara Pedagang Makanan Siasati Harga Telur Mahal

Ilyas Fadilah - detikFinance
Rabu, 31 Agu 2022 22:53 WIB
Harga telur ayam di pasaran mencapai Rp 33.000. Hal ini menimbulkan keresahan dalam diri masyarakat, terutama para pedagang masakan.
Foto: Shafira Cendra Arini
Jakarta -

Harga telur yang masih tinggi berdampak luas ke masyarakat. Mereka yang berbisnis kuliner harus putar otak dan mengatur strategi agar tidak rugi.

Di pasaran, harga telur ayam dibanderol antara Rp 30 ribu - Rp 33 ribu per kilogram. Harga ini merupakan yang termahal dalam lima tahun terakhir.

Beberapa yang terdampak oleh tingginya harga telur misalnya penjual jajanan telur gulung hingga milor atau mie telur. Rifki, penjual telur gulung mengaku rela laba bersihnya berkurang akibat harga telur yang tinggi. Dari yang sebelumnya bisa mendapat laba bersih sekitar Rp 100 ribu, kini ia hanya mendapat Rp 50 ribu - Rp 70 ribu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Sebenarnya tergantung penjualan, cuma hitung-hitungannya kalau dulu bisa bawa pulang bersih Rp 100 ribu, paling sekarang cuma Rp 50 ribu - Rp 70 ribu," katanya kepada detikcom, Rabu (31/8/2022).

Meski dipusingkan dengan kondisi ini, Rifki yang biasa berjualan di sekitar Tegal Parang, Mampang Prapatan ini mengaku tak berani menaikkan harga atau mengurangi porsi ukuran. Ia takut pelanggannya berkurang dan membuat omzetnya makin turun.

ADVERTISEMENT

Sama seperti Rifki, Trisno penjual milor di sekitar Tegal Parang juga mengaku dipusingkan dengan tingginya harga telur. Harga telur yang tinggi membuat ongkos produksinya naik cukup besar.

"Kerasa banget dampaknya (harga telur naik). Dulu yang biasa Rp 40 ribu cukup buat modal beli telur, sekarang Rp 60 ribu aja masih kurang," katanya menjelaskan.

Ia menyebut tingginya harga telur terjadi hampir dua bulan. Kini ia hanya bisa pasrah dan tidak berani menaikkan harga jajanan.

"Dulu minyak yang mahal, sekarang telur, ada yang Rp 30 ribu, Rp 31 ribu, sampai Rp 33 ribu. Ini udah hampir dua bulanan kaya gini. Mau naikkan harga juga nggak berani, kasihan juga kan yang beli anak-anak sekolah," katanya menambahkan.

Bersambung ke halaman berikutnya. Langsung klik

Rumah makan padang juga terdampak oleh tingginya harga telur. Cahya, pemilik rumah makan Padang di Tegal Parang, Mampang Prapatan Jakarta Selatan mengaku menghadapi dilema akibat harga telur tinggi. Ia menyebut ongkos produksinya naik namun tak berani menaikkan harga dagangan.

"Sebenarnya telur bukan menu utama, kan konsumen nyarinya daging-dagingan sama ikan. Tapi kalau harga telur tinggi yang pasti tetap ngaruh, untung kita ngurang. Kan kita nggak naikin harga," katanya.

Cahya mengaku tak berani menaikkan harga dagangannya karena khawatir konsumen akan berkurang. Oleh karena itu ia memilih labanya berkurang asalkan konsumen tetap membeli makan di tempatnya.

Menyikapi tingginya harga telur, Cahya mengaku tak ingin dipusingkan. Untuk telur dadar misalnya, ia mengakalinya dengan memperbanyak adonan tambahan sehingga ukuran telur dadar tidak berkurang, meski porsi telurnya sendiri berkurang.

Sementara untuk telur bulat, ukuran bisa jadi mengecil karena pihaknya lebih memilih telur yang lebih kecil agar jumlahnya tak banyak berkurang meski dibeli dengan harga mahal.

"Kalau telur sebenarnya nggak terlalu diperjuangin, tapi yang tetap harus ada, kan buat pelengkap. Kalau sekarang harga telur mahal, ya kita tambahin adonannya kayak bawang daun. Atau beli telurnya lebih pilih-pilih yang agak kecilan," ungkapnya.

Cahya mengatakan harga telur ayam sudah tinggi lebih dari satu bulan. Harga telur bahkan naik lagi setelah hari kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 2022. Menurutnya harga telur di pasaran kini berkisar Rp 30.000 - Rp 32.000.


Hide Ads