Bukan Mimpi Siang Bolong, Luhut Perkirakan Ekspor RI Tembus Rp 7.000 T di 2030

Bukan Mimpi Siang Bolong, Luhut Perkirakan Ekspor RI Tembus Rp 7.000 T di 2030

Anisa Indraini - detikFinance
Rabu, 07 Sep 2022 12:25 WIB
Relawan Jokowi diperkirakan akan hadir dalam resepsi Gibran-Selvi di Solo, Jawa Tengah. Kepala Staf Kepresidenan Luhut Panjaitan mengatakan telah mengantisipasi hal ini dengan menginapkan mereka di Asrama Haji Haji Donohudan, Boyolali. Relawan Jokowi diperkirakan akan hadir dalam resepsi Gibran-Selvi di Solo, Jawa Tengah. Jumlah relawan mencapai ribuan diperkirakan hadir dari berbagai penjuru daerah nusantara. Agung Pambudhy/Detikcom.
Foto: Agung Pambudhy/detikcom
Jakarta -

Menteri Koordinator Bidang kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan optimis nilai ekspor Indonesia akan melejit dalam beberapa tahun mendatang. Di 2030 diperkirakan bisa mencapai US$ 500 miliar atau setara Rp 7.456 triliun (kurs Rp 14.913).

Hal itu dia katakan karena Indonesia memiliki kawasan industri Kalimantan Utara yang akan menjadi motor hilirisasi. Satu area disebut memiliki nilai investasi US$ 132 miliar untuk bermacam-macam proyek salah satunya petrokimia.

"Kita negara yang sangat diinginkan oleh banyak orang. Kawasan industri di Kalimantan Utara one a single the biggest ever saya pikir," kata Luhut dalam sambutannya di acara Focus Group Discussion (FGD) Investasi Kabel Bawah Laut di Indonesia, Rabu (7/9/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Sekarang lagi jalan ini sedang under construction. Jadi kalau 2030 kita punya ekspor US$ 500 miliar atau US$ 450 miliar saya kira bukan mimpi-mimpi (di siang) bolong. Ini angka asal kita konsisten, kompak," tambahnya.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), sepanjang 2021 kinerja ekspor Indonesia mencapai US$ 231,54 miliar atau setara Rp 3.452 triliun. Nilai itu naik 41,88% dibanding tahun 2020 yang senilai US$ 163,19 miliar.

ADVERTISEMENT

Luhut menyebut pemerintah sedang melakukan transformasi ekonomi dengan tidak lagi mengandalkan komoditas mentah. Jika dulu ekspor bijih (ore) nikel, saat ini diekspor dalam bentuk jadi berupa besi-baja dan ditargetkan bisa ekspor baterai lithium serta mobil listrik di masa depan.

"Kalau kita nanti pada 2024 sampai pada lithium baterai dan mobilnya juga sudah, saya kira tahun itu mungkin kita akan bisa US$ 250 miliar atau lebih hampir dekati US$ 300 miliar," imbuhnya.

(dna/dna)

Hide Ads