Pemerintah akhirnya memutuskan untuk menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi. Harga Pertalite naik dari Rp7.650 jadi Rp 10,000 per liter, Solar dari Rp 5.150 jadi Rp 6,800 per liter dan Pertamax dari Rp 12.500 jadi Rp 14,500 per liter yang mulai berlaku pada Sabtu (3/9/2022) pukul 14.30 WIB.
Meskipun kenaikan harga BBM diprediksi bisa mendorong kenaikan inflasi dan suku bunga acuan Bank Indonesia, namun Henry Tedja, analis pasar modal PT Mandiri Sekuritas menilai dampaknya cukup terkendali bagi bisnis perusahaan menara telekomunikasi seperti PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (MTEL) atau Mitratel.
Prediksi itu dikarenakan MTEL memiliki kontrak jangka panjang dengan perusahaan telekomunikasi yang mempunya neraca keuangan yang kuat, terutama setelah dilakukan konsolidasi di industri.
"Secara struktur biaya, industri menara yang bersifat capital intensive (padat modal) juga memiliki pengeluaran yang relatif tetap. Hal ini tercermin dari pendapatan sebelum bunga, pajak depresiasi dan amortisasi (EBITDA) margin perusahaan menara yang cukup tinggi di kisaran 80% termasuk Mitratel. Karena itu kami melihat dampak kenaikan harga BBM terhadap kinerja perusahaan relatif terbatas," ujar Henry di Jakarta (6/9/2022).
Meski begitu, Henry mengingatkan kenaikan harga BBM bisa berpengaruh terhadap valuasi atau harga saham perusahaan. Sebab valuasi perusahaan menara seperti Mitratel, cenderungberbanding terbalik dengan inflasi atau suku bunga. Hal ini karena relatif tingginya leverage yang dimiliki oleh perusahaan menara. Meskipun demikian, posisi Mitratel cukup baik mengingat tingkat leveragenya dibawah rata-rata industri.
"Akibatnya, kenaikan inflasi atau suku bunga akan memiliki pengaruh bagi saham industri menara telekomunikasi," dia menjelaskan.
Henry memperkirakan dalam jangka pendek, tingginya inflasi dan kenaikan suku bunga akan memberi sentimen bagi Mitratel. Namun dia memprediksi outlook perusahaan tetap positif dalam jangka menengah, terlebih setelah perusahaan mengakuisisi 6.000 menara milik Telkomsel.
"Hal ini akan mendukung pertumbuhan pendapatan dan EBITDA perusahaan dalam jangka menengah. Kami masih merekomendasikan BUY untuk saham Mitratel dengan target harga di Rp950 per saham," ujar dia menambahkan.
Pada penutupan perdagangan Senin (5/9/2022), harga saham MTEL di level Rp800 atau melemah 0,6% dibandingkan Jumat akhir pekan lalu. Namun dalam sepekan terakhir, saham MTEL naik 1,27% dan 6 bulan terakhir meningkat 3,23%.
Bersambung ke halaman selanjutnya.