Harga BBM Naik Dongkrak Inflasi, Ada Dampak ke Bisnis Menara Telekomunikasi?

Harga BBM Naik Dongkrak Inflasi, Ada Dampak ke Bisnis Menara Telekomunikasi?

Ilyas Fadilah - detikFinance
Rabu, 07 Sep 2022 17:15 WIB
Teknisi sedang melakukan perawatan perangkat BTS 4G di atas menara di kota Bogor, Jawa Barat Jumat (13/3/2015). Saat ini XL terus Memperluas layanan 4G ke sejumlah kota-kota besar di Indonesia  termasuk di luar jawa. (Foto: Rachman Haryanto/detikcom)
Foto: Rachman Haryanto

Kinerja Pasca Akuisisi

Menurut Henry akuisisi tower yang dilakukan Mitratel terhadap 6.000 menara milik PT Telekomunikasi Selular (Telkomsel) akan berdampak positif bagi kinerja perusahaan, mengingat menara tersebut memiliki lokasi dan nilai strategis.

Akuisisi ini juga lebih cepat dari target awal yang dicanangkan, sehingga memungkinkan perusahaan untuk melakukan cross-selling lebih cepat atas menara-menara tersebut kepada perusahaan telekomunikasi lainnya seperti Indosat Ooredoo Hutchison, XL Axiata, dan Smartfren. "Hal ini tentunya akan meningkatkan outlook pertumbuhan pendapatan dan EBITDA Mitratel dalam 2 tahun mendatang," ungkap Henry.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hingga akhir 2022, Henry memproyeksikan Mitratel berpeluang membukukan pertumbuhan pendapatan dan EBITDA 11-13% secara tahunan (YoY). Dia menilai akuisisi tower milik Telkomsel akan lebih berdampak positif bagi bisnis Mitratel pada 2023 dibandingkan di 2022, mengingat akuisisi ini baru terjadi pada kuartal III 2022.

Sehingga dampak penyewaan menara yang baru hanya akan berkontribusi dalam beberapa bulan di tahun ini. Selain itu, konsolidasi di industri telekomunikasi juga akan mempengaruhi permintaan menara tahun ini. Di sisi lain, pertumbuhan permintaan fiber yang cukup pesat di industri menara tentunya akan berdampak positif bagi bisnis Mitratel.

ADVERTISEMENT

"Kami melihat adanya ruang bagi market untuk melakukan revisi target revenue dan EBITDA MTEL untuk tahun 2023 dengan adanya akuisisi 6.000 menara ini," dia memaparkan.

Pada semester I 2022, Mitratel berhasil membukukan laba Rp891,54 miliar, naik 27,23% dibandingkan periode sama tahun lalu Rp700,74 miliar. Laba itu sejalan dengan pendapatan yang naik 15,48% jadi Rp3,72 triliun pada semester I 2022. Laba bersih MTEL tumbuh kuat terutama berasal dari pendapatan operasional yang lebih tinggi seiring dengan pertumbuhan jumlah penyewa dan lokasi menara.

Untuk diketahui, awal Agustus 2022, Mitratel mengumumkan telah menandatangani Perjanjian Jual Beli (Sales & Purchase Agreement/SPA) untuk pengambilalihan 6.000 menara Telkomsel. Jumlah menara yang ditransaksikan ini jauh melebihi rencana aksi anorganik Mitratel yang tertuang di prospektus.

Sebanyak 6.000 menara yang diakuisisi Mitratel dari Telkomsel berada di lokasi - lokasi strategis yang tersebar di seluruh Indonesia, untuk mendukung percepatan penambahan potensi kolokasi dan pengembangan tower related business.

Mitratel juga telah menyiapkan infrastruktur telekomunikasi, baik itu menara, fiber optic dan power to tower yang tersebar di seluruh Indonesia, khususnya di luar Jawa, yang akan memberikan kemudahan kepada operator-operator telekomunikasi, maupun non operator untuk memanfaatkan solusi terlengkap dan terintegrasi yang telah dimiliki oleh Mitratel.


(dna/dna)

Hide Ads