"Itulah pentingnya mengapa Indonesia perlu bergabung dalam IPEF dan berperan aktif dalam setiap pertemuan. Ini adalah opportunity yang sangat bagus bagi Indonesia untuk meningkatkan perdagangan dan investasi AS," ujar Raimondo.
Raimondo menilai IPEF memberikan manfaat, khususnya bagi negara-negara di Kawasan Indo Pasifik. Sesuai dengan Program CHIPS Pemerintah US telah menyediakan dana federal sebesar US$ 50 miliar atau sekitar Rp 747 triliun untuk membangun industri semi konduktor. Pihaknya pun memastikan akan menyediakan alokasi dari dana di Program CHIPS tersebut untuk mendorong investasi semi konduktor di Indonesia. Serta mendorong perusahaan-perusahaan besar Amerika agar mau berinvestasi di Indonesia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di sisi lain, dia juga mengaku terkesan dengan keberhasilan program Kartu Prakerja. Menurutnya program tersebut secara tidak langsung dapat mendorong pertumbuhan ekonomi negara.
"Investasi pemerintah pada sumber daya manusia akan sangat membantu pertumbuhan ekonomi dan masa depan Indonesia," kata Raimondo.
Raimondo menyebut untuk meningkatkan kapasitas SDM di bidang semi konduktor, sudah ada program master untuk semi konduktor (Master's Degree in Semiconductor and Microelectronics Engineering di University of Purdue), yang bisa dikerjasamakan dengan Perguruan Tinggi di Indonesia.
Terkait hal ini, Airlangga menyambut baik dan menawarkan untuk menyiapkan KEK (Kawasan Ekonomi Khusus) Pendidikan di Batam, agar sejalan dengan industri semi konduktor yang sudah ada di Batam.
Diketahui, keduanya sepakat untuk segera membentuk tim teknis antara kedua negara guna membahas hal-hal teknis, dan akan mengundang kembali Menko Airlangga untuk membahas hasil nyata dari pembahasan teknis tersebut pada Oktober 2022 mendatang.
(fhs/ang)