Selain itu, Arsjad juga mengungkapkan ada tiga hal yang membuat konektivitas intermoda menjadi sangat krusial, pertama adalah efisiensi waktu, waktu sangat diutamakan bagi wisatawan agar sampai di tempat tujuan, selain itu kecepatan diperlukan untuk rantai pasok pengiriman logistik.
Yang kedua adalah biaya, jika biasa transportasi rendah maka biaya logistik akan dapat bisa di tekan sehingga Indonesia bisa bersaing dengan negara lain. Dan yang terakhir adalah aksesibilitas, dengan lancarnya pengirim melalui rute dan jalur yang telah dibuat maka rantai pasok logistik akan semakin mudah.
"Jika tiga hal tersebut bisa kita atasi maka kami yakin maka kegiatan ekspor dan impor di Tanah Air menjadi mudah sehingga dapat membantu usaha UMKM di Tanah Air bisa bersaing di pasar global," katanya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sedangkan Plt Direktur Jenderal Perhubungan Udara, Nur Isnin Istiarto dalam sambutan mengatakan bahwa industri penerbangan sebagai moda transportasi yang sangat penting untuk menghubungkan satu daerah dengan daerah lain di negara kepulauan seperti Indonesia. Terlebih lagi operator penerbangan saat ini mememukan momentum pemulihan bisnisnya pasca Covid-19. Dimana pada Juni 2022 lalu lintas penerbangan domestik maupun internasional sudah mencapai rata-rata 70% jika dibandingkan masa saat pedemi Covid-19 lalu.
"Berdasarkan data dari IATA, lalu lintas domestik mencapai kenaikan sebanyak 81% dan lalu lintas penerbangan internasional mencapai 65%. Data kenaikan tersebut merupakan peluang bagi maskapai untuk memajukan industri penerbangan kembali. Dengan syarat meningkatkan pelayanan dan bisa menangkap peluang pasar yang ada," katanya.
Untuk meraih peluang tersebut, kata Isnin, seluruh operator di Indonesia harus menyiapkan sejumlah strategi sebagai langkah antisipasi dalam masa transisi setelah pademi, yakni dengan meningkatkan kolaborasi dan elaborasi bersama para stakeholder dan pemangku kebijakan melalui pengembangan bisnis.
Melalui strategi tersebut diharapkan sektor industri penerbangan dapat melakukan rencana strategis guna memilihkan bisnis dan lalu lintas penerbangan, salah satu dengan mengoptimalkan slot penerbangan dan mengaktifkan kembali rute-rute domestik yang sempat di tutup.
(kil/ara)