Raksasa teknologi Amerika Serikat (AS), Microsoft mengumumkan survei terbarunya soal produktivitas metode kerja dari rumah alias work from home (WFH). Ada perbedaan pendapat soal produktivitas kerja antara karyawan level rendah dengan setingkat manajer ke atas.
Para manajer yang menjadi atasan menyatakan metode bekerja dari rumah tidak sama produktifnya dengan bekerja langsung di kantor. Sementara para pekerja merasa kinerjanya makin membaik dan lebih efisien bila bekerja dari rumah.
Dilansir BBC, Jumat (23/9/2022), survei Microsoft dilakukan pada lebih dari 20.000 staf di 11 negara. Hasilnya, 87% pekerja merasa mereka bekerja lebih efisien dari rumah, sementara 80% manajer menilai bekerja dari rumah tidak produktif.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
CEO Microsoft, Satya Nadella mengatakan perbedaan pendapat ini perlu diselesaikan, menurutnya tempat kerja besar kemungkinan tidak akan kembali ke kebiasaan kerja sebelum pandemi COVID-19.
"Kami harus melewati apa yang kami gambarkan sebagai sebuah paranoia (ketakutan) produktivitas, karena semua data yang kami miliki menunjukkan bahwa 80% lebih individu (karyawan) merasa mereka sangat produktif (kerja dari rumah). Hanya saja manajemen mereka berpikir bahwa mereka tidak produktif," papar Nadella.
Satya Nadella dan juga bos LinkedIn, Ryan Roslansky mengatakan pengusaha sedang bergulat dengan perubahan pola kerja terbesar dalam sejarah. Jumlah pekerjaan yang bisa dilakukan jarak jauh dengan metode WFH yang diiklankan di LinkedIn melonjak selama pandemi.
Ryan Roslansky mengatakan dari 14 atau 15 juta pekerjaan yang ada di LinkedIn, 2% di antaranya merupakan WFH. Beberapa bulan yang lalu, angka pekerja yang bekerja jarak jauh meningkat mencapai 20%.
Pada saat AS kekurangan tenaga kerja, para pengusaha harus bekerja lebih keras untuk merekrut karyawan. Bahkan memberi semangat dan mempertahankan staf. Keinginan para karyawan mungkin akan menjadi prioritas utama perusahaan.
Termasuk apabila para karyawan meminta metode WFH dalam bekerja. Satya Nadella bilang karyawan Microsoft dapat bekerja dari rumah hingga 50% dari waktu kerja standar.
"Kami memiliki 70.000 orang yang bergabung dengan Microsoft selama pandemi, mereka melihat Microsoft melalui kacamata pandemi, dan sekarang ketika kami memikirkan fase berikutnya, Anda perlu memberi energi kembali, merekrut kembali, membantu mereka membentuk komunitas sosial," papar Nadella.
Beberapa perusahaan telah berjuang untuk memaksakan pengaturan kerja baru, salah satunya kewajiban kembali bekerja ke kantor. Di Apple misalnya, penolakan kebijakan kembali ke kantor terjadi di tengah para karyawan. Padahal Apple hanya mewajibkan karyawan kembali ke kantor tiga hari seminggu mulai September.
Sementara itu bos Tesla Elon Musk telah membuat kebijakan tegas dengan mewajibkan karyawan kerja 40 jam per minggu di kantor. Perusahaan secara tegas mengirim surat elektronik ke seluruh karyawan yang mengatakan: "Jika Anda tidak muncul di kantor, kami akan menganggap Anda telah mengundurkan diri."
(hal/ara)