Perusahaan transportasi dan pengiriman makanan online, Grab mengatakan tidak memiliki rencana untuk melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK), seperti yang dilakukan banyak perusahaan saat ini. Pihaknya malah tengah melakukan perekrutan di sejumlah bidang kerja.
Chief Operating Officer (COO) Grab Alex Hungate mengungkap, awalnya mereka sempat khawatir akan adanya resesi global. Untuk itu perusahaan sangat berhati-hati dalam mengambil kebijakan. Meski begitu, Grab tidak sampai melakukan PHK massal.
"Sekitar pertengahan tahun, kami melakukan semacam reorganisasi khusus, tetapi saya tahu perusahaan lain telah melakukan PHK massal. Kami tidak masuk dalam kategori itu," kata Hungate, dikutip dari Reuters, Senin (26/9/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia mengatakan saat ini Grab tengah membuka lowongan pekerjaan di bidang ilmu data, teknologi pemetaan, dan bidang khusus lainnya. Hanya saja, kuota yang disediakan tidak sebesar sebelum-sebelumnya.
Berkaitan dengan PHK massal, dalam beberapa minggu terakhir, perusahaan e-commerce terbesar di Asia Tenggara Shopee memangkas pekerjaan di berbagai negara. Tidak hanya itu mereka juga menutup beberapa operasi di luar negeri setelah perusahaan induknya Sea (SE.N) melaporkan kerugian yang semakin besar dan membatalkan perkiraan e-commerce tahunannya.
Grab beroperasi di 480 kota di delapan negara, memiliki lebih dari lima juta pengemudi terdaftar dan lebih dari dua juta pedagang di platformnya. Perusahaan sempat menjadi perhatian global pada tahun 2018 ketika mengakuisisi bisnis Uber di Asia Tenggara.
Grab sendiri menjadi perusahaan transportasi online terbesar di Asia Tenggara. Saat ini telah berusia satu dekade, memiliki sekitar 8.800 staf pada akhir tahun 2021. Seperti para pesaingnya, Grab telah diuntungkan oleh COVID-19 karena banyak masyarakat yang memesan makanan online.
(ada/zlf)