Kondisi ekonomi dunia masih bergejolak. Saat dunia berusaha pulih dari pandemi, terjadi konflik antara Rusia dan Ukraina, yang menciptakan tantangan serius di sektor perekonomian.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, kondisi ini menciptakan beberapa konsekuensi di sektor perekonomian. Misalnya terjadinya krisis energi hingga melonjaknya inflasi.
"Konsekuensi situasi ini yaitu terjadi krisis energi, krisis pangan, tekanan inflasi yang diikuti dengan naiknya suku bunga, serta berpotensi menciptakan krisis finansial," kata Sri Mulyani dalam paparan virtual di Fostering Agility to Combat Money Laundering and Economic Crime, Rabu (28/9/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun di tengah tantangan itu, Indonesia berhasil melakukan recovery. Hal ini dibuktikan dengan tumbuhnya perekonomian ke arah yang positif.
Baca juga: Sri Mulyani Pastikan Dunia Resesi di 2023! |
Sri Mulyani menyebut pertumbuhan ekonomi Indonesia tumbuh 5,2% di semester I 2022. Sementara inflasi berada di angka 4,69% dan masih terkendali.
"Semester 1 tahun ini ekonomi tumbuh 5,2%. Inflasi juga bergerak ke arah yang masih ter-manage, di kisaran 4.69% per Agustus 2022," ungkapnya.
Selain itu, level Produk Domestik Bruto Indonesia sudah menyentuh angka 7,1%. Menurut Sri Mulyani ini menjadi pertanda bahwa Indonesia berhasil selamat dari badai COVID-19.
"Dibandingkan dengan pra-pandemic GDP level kita berada di posisi 7,1%. Artinya recovery ekonomi telah didapat," pungkasnya.
Simak Video: Sinyal Sri Mulyani soal Dunia Akan Resesi