Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan memamerkan tingkat inflasi Indonesia mulai menurun. Tapi, meskipun angkanya turun, dia mengatakan masih ada ancaman untuk ekonomi Indonesia.
Luhut memaparkan di bulan Agustus tingkat inflasi melambat menjadi hanya 4,69% secara tahunan. Turun dari tingkat inflasi di bulan Juli mencapai 4,9%.
"Pak presiden yang terhormat dapat kami sampaikan inflasi indeks harga konsumen di Agustus 2022 melambat, menjadi sebsar 4,69% year on year," kata Luhut dalam Agenda Pengarahan Presiden Joko Widodo ke seluruh Kementerian Lembaga dan Pemerintah Daerah, di JCC Senayan, Kamis (29/9/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Luhut bilang turunnya inflasi di bulan Agustus terjadi karena terkendalinya harga kebutuhan pangan pokok. Menurutnya, ada peningkatan pasokan dari sentra produksi di daerah yang membuat kebutuhan pangan pokok bisa terjaga di seluruh Indonesia. "Dan juga ekstra effort tim pengendali inflasi pusat dan daerah," tambahnya.
Tapi Luhut bilang capaian positif ini bukan berarti membuat semua pihak berbangga. Ancaman inflasi harga pangan tetap perlu diwaspadai, apalagi ada kenaikan harga BBM.
"Namun demikian risiko inflasi, termasuk harga pangan strategis masih perlu jadi perhatian utamanya setelah penyesuaian harga BBM," sebut Luhut.
Luhut juga memaparkan demi menjaga daya beli masyarakat pemerintah memberikan sederet bantuan sosial. Mulai dari bantuan langsung tunai (BLT) BBM hingga bantuan subsidi upah.
Dia menjabarkan BLT BBM sudah disalurkan kepada 19,5 juta keluarga penerima manfaat, 96,6% dari target yang ada. BLT BBM menghabiskan anggaran hingga Rp 5,6 triliun.
Kemudian, penyaluran bantuan subsidi upah sudah disalurkan kepada lebih dari 7 juta pekerja atau mencapai 48,3% target penerima.
"Pada Oktober ini Pemda pun akan merealisasikan penggunaan 2% dana transfer umum," imbuh Luhut.
Ancaman Ekonomi Global
Luhut pun sempat bicara soal ancaman ekonomi global. Menurutnya, kondisi geopolitik di dunia masih tak jelas dan menimbulkan masalah baru bagi ekonomi dunia. Bukan tidak mungkin hal itu bisa berimbas ke perekonomian di Indonesia.
"Di tengah kondisi geopolitik yang memanas, terus memanas, kita tidak tahu kapan ujungnya. Ditambah lagi dengan melambatnya ekonomi global. Indonesia menghadapi banyak tantangan," ungkap Luhut.
"Berbagai laporan kami lihat kondisi geopolitik ini masih akan berpengaruh ke beberapa waktu ke depan dan akan menekan dunia seara global," pungkasnya.
Simak juga Video: Sinyal Sri Mulyani soal Dunia Akan Resesi