Inggris sedang mengalami krisis ekonomi. Tingkat inflasi mencatatkan rekor tertingginya, dan mata uang pond sterling jatuh ke level terendahnya.
Krisis di Inggris berdampak pada banyak kalangan, termasuk anak-anak. Anak-anak di Inggris dilaporkan alami kelaparan sampai rela mengunyah karet.
Akibat tak mampu membeli makanan, tak sedikit dari mereka memilih pergi ke taman saat jam makan siang. Kondisi memilukan ini dialami anak-anak di banyak sekolah di Inggris.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Satu sekolah di Lewisham, London Tenggara, memberi tahu ada anak yang berpura-pura makan dari kotak makan kosong karena tidak ingin teman-temannya tahu bahwa tidak ada makanan di rumahnya.
"Kami mendengar tentang anak-anak yang sangat lapar sehingga mereka makan karet di sekolah. Anak-anak datang belum makan apa pun sejak makan siang sehari sebelumnya. Pemerintah harus melakukan sesuatu," kata Kepala Eksekutif Chefs in Schools, Naomi Duncan dikutip dari The Guardian, Sabtu (1/10/2022).
Di Inggris, murid berhak atas makanan gratis dari sekolah bagi yang orang tuanya berpenghasilan kurang dari 7.400 pound sterling atau Rp 120,78 juta (kurs Rp 16.322) per tahun. Menurut organisasi amal Child Poverty Action Group, masih ada 800.000 anak miskin yang tidak masuk daftar tersebut.
Sebuah kelompok masyarakat yang mengirimkan paket makanan darurat, Oxford Mutual Aid mengaku harus memangkas hari pengirimannya karena ratusan sukarelawan tidak dapat mengatasi peningkatan permintaan bantuan.
"Kami berjuang untuk memenuhi permintaan. Setiap hari saya mendengar tingkat kesusahan yang dialami orang-orang. Setiap hari saya berbicara dengan keluarga yang ketakutan karena tidak tahu harus ke mana," ujar Koordinator Muireann Meehan Speed.
Pendiri Launch Foods, Craig Johnson mengatakan orang-orang berbicara tentang krisis mendekat. Badan amal di Glasgow itu menyediakan makan siang gratis untuk 300 anak sekolah setiap hari.
(eds/eds)