Bahlil: Ekonomi RI Lebih Baik dari AS dan Inggris!

Bahlil: Ekonomi RI Lebih Baik dari AS dan Inggris!

Ilyas Fadhillah - detikFinance
Selasa, 04 Okt 2022 12:32 WIB
Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia meninjau kondisi Holywings Gunawarman, Jakarta, Jumat (15/7/2022). Tinjauan tersebut dilakukan di salah satu gerai Holywings di kawasan Gunawarman, Senopati, Jakarta Selatan.
Menteri Investasi Bahlil Lahadalia/Foto: Rifkianto Nugroho
Jakarta -

Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia mengatakan, pertumbuhan ekonomi Indonesia tumbuh positif di tengah gejolak ekonomi dunia. Bahkan menurutnya Indonesia masih lebih baik dibanding Amerika Serikat (AS) dan Inggris.

"Pertumbuhan ekonomi global semester pertama Indonesia masih tumbuh 5,44%. Pertumbuhan ini lebih baik ketimbang AS, Inggris, China, Korea, maupun Jepang," katanya saat memberi kuliah umum di Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Selasa (4/10/2022).

Bahlil menambahkan terjadi pertumbuhan ekonomi di kelas menengah ke atas. "Pertumbuhan ekonomi kelas menengah ke atas muncul dengan baik. Ini makro ekonomi bagi kita semua," ungkapnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Meskipun ekonomi Indonesia tumbuh, Bahlil memperingatkan jika dunia saat ini masih berada dalam kondisi gelap. Ekonomi dunia sulit diproyeksikan baik oleh pakar ekonomi maupun oleh ilmu apa pun.

Ada beberapa faktor yang melatarbelakangi kondisi ini. Misalnya dipicu ileh perang dagang antara China dan AS, disambung oleh COVID-19, dan perang Rusia-Ukraina. Faktor-faktor tersebut berdampak luas bagi dunia, termasuk Indonesia.

ADVERTISEMENT

Dunia saat ini menghadapi krisis pangan dan energi akibat perang di Ukraina. Salah satu dampak ke Indonesia adalah terhambatnya impor gandum, sebab kebutuhan nasional dipasok dari Rusia dan Ukraina.

Bahlil pun memperingatkan potensi konflik antara China dan Taiwan.

"Yang harus kita antisipasi lagi satu, hati-hati ketegangan antara China dan Taiwan. Inilah yang akan memperumit kondisi ekonomi global kita," ujarnya.

Pada kesempatan itu, Bahlil turut menyinggung krisis ekonomi Inggris yang berdampak pada Indonesia. Ia mengatakan, Inggris mengalami krisis akibat kebijakan APBN dengan menurunkan pajak.

Hal tersebut membuat mata uang ponuds sterling jatuh ke level terendahnya. Bahlil menyebut Indonesia turut terkena dampak di mana rupiah menyentuh level Rp 15.200 per US$ 1 dolar.

"Indonesia kena dampaknya, kurs Rp 15.200. Harga minyak naik. ini persoalan yang rumit," pungkasnya.




(zlf/zlf)

Hide Ads