Organisasi negara-negara pengekspor minyak bumi atau biasa disebut OPEC+ sepakat memangkas produksi minyaknya. Padahal Amerika Serikat (AS) mendorong agar pemangkasan itu jangan dilakukan.
Hal itu dilakukan untuk membatasi pasokan agar tidak berlebihan. Pemotongan produksi akan menaikkan harga minyak dunia lagi. Saat ini harga minyak dunia US$ 90, nantinya diprediksi bisa naik ke harga US$ 120.
"Keputusannya bersifat teknis, bukan politisi," kata Menteri Energi Uni Emirat Arab Suhail al-Mazroui Mengutip dari Reuters, Rabu (5/10/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sejauh ini, produksi minyak oleh negara-negara OPEC+ turun sekitar 3,6 juta barel per hari dari target produksinya pada Agustus.
Sementara AS meminta agar negara-negara OPEC+ bisa terus memproduksi sebanyak-banyaknya. Analis memperkirakan pemotongan produksi minyak ini akan mengganggu ekonomi serta politik di AS.
"Harga minyak yang lebih tinggi, jika didorong oleh pengurangan produksi yang cukup besar, kemungkinan akan mengganggu Administrasi Biden menjelang pemilihan paruh waktu AS," kata analis Citi dalam sebuah catatan.
"Mungkin ada reaksi politik lebih lanjut dari AS, termasuk rilis tambahan saham strategis, bersama dengan beberapa wildcard termasuk pembinaan lebih lanjut dari RUU NOPEC," kata Citi.