Harga Kedelai Naik Bikin Perajin Tahu Tempe Bangkrut, Pedagang Minta Hal Ini

Harga Kedelai Naik Bikin Perajin Tahu Tempe Bangkrut, Pedagang Minta Hal Ini

Tim Detikcom - detikFinance
Kamis, 06 Okt 2022 11:58 WIB
Aktivitas produksi tempe di Wates, Kulon Progo, Rabu (28/9/2022).
Perajin tahu/Foto: Jalu Rahman Dewantara/detikJateng
Jakarta -

Harga kedelai saat ini melambung. Ini menjadi persoalan klasik yang membebani para perajin tahu dan tempe karena biaya bahan baku yang naik.

Bahkan, 40.000 perajin terpaksa bangkrut karena kondisi ini.

Ketua Umum Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia (APPSI) Sudaryono meminta pemerintah membantu perajin juga petani kedelai. Dia mengatakan, saat ini pihaknya mendukung pemerintah untuk melanjutkan program bantuan pembelian selisih harga kedelai di tingkat perajin tahu tempe hingga akhir 2022.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sebab, kata Sudaryono, program atau bantuan ini sangat membantu produsen dan pedagang pasar. Sebab, dengan adanya bantuan ini, para produsen menjual tahu dan tempe dengan harga normal dan stabil.

"Saya mewakili teman-teman pedagang pasar mengapresiasi langkah Pemerintah di bawah komando Presiden Jokowi. Para anggota kami yang merupakan pedagang tahu dan tempe merasa senang program ini diperpanjang oleh Pemerintah," kata Sudaryono dalam keterangannya Kamis (5/10/2022).

ADVERTISEMENT

Sudaryono berharap, langkah pemerintah tidak hanya berhenti di sini saja. Melainkan memperluas program bantuan ini. Seperti membantu para petani kedelai yang juga memerlukan bantuan pemerintah.

"Kami mendorong pemerintah juga membantu petani kedelai. Selain mereka memerlukan bantuan, langkan ini juga agar stok kedelai di dalam negeri melimpah sehingga tercapai swasembada kedelai dan kita tidak tergantung pada impor. Ini juga menjadi harapan para pedagang pasar untuk bisa menjual tahu dan tempe dengan harga normal dan stabil," kata Sudaryono.

Dalam kesempatan ini, Sudaryono meminta pemerintah untuk terus melakukan sejumlah upaya mengantisipasi krisis pangan yang tengah membayang-bayangi dunia. Hal ini lantaran produksi pangan yang diramal seret.

Dunia saat ini memang sedang tidak baik-baik saja. Ekonomi diambang resesi dan perang masih terjadi. "Di sini kehati-hatian pemerintah dalam mengambil keputusan sangat diperlukan. Karena jika salah langkah, maka Indonesia bakal krisis pangan," ujarnya.

40 ribu perajin tahu tempe bangkut, baca halaman berikutnya

Harga kedelai saat ini telah melambung cukup signifikan. Akibat naiknya harga kedelai, membuat perajin tempe dan tahu merugi dan menyebabkan 40.000 perajin harus gulung tikar atau bangkrut.

"Ada yang bangkrut itu sekitar 20-30%, yang jelas sekarang ini kami susah. Jumlahnya kira-kira pangsa 40.000 perajin tempe dan tahu yang sekarang bangkrut dari 160.000 perajin," kata Ketua Umum Gabungan Koperasi Produsen Tahu Tempe Indonesia (KOPTI) Aip Syarifuddin kepada detikcom, Kamis (6/10/2022).

Ia menjelaskan kenaikan harga kedelai saat ini. Pada awal tahun ini tadinya harga kedelai Rp 8.000 per kilogram (kg), saat ini naik menjadi Rp 13.000/kg.

"Tahun lalu, dan juga awal tahun ini di Januari harganya (kedelai) itu Rp 8.000, sekarang sudah Rp 13.000/kg. Jadi naiknya itu Rp 5.000/kg lebih dari 50% itu yang membuat kita susah," jelasnya.

Selain dampaknya membuat perajin tempe dan tahu bangkrut, para perajin yang masih bertahan harus menyiasati produknya agar tidak merugi besar. Syarif mengatakan banyak juga yang mengurangi jumlah produksi hingga mengurangi ukuran tempe atau tahu karena harga kedelai tinggi.



Simak Video "Alami Kenaikan, Kopti Kab Bandung Desak Pemerintah Stabilkan Harga Kedelai"
[Gambas:Video 20detik]

Hide Ads