Bernilainya Kain Tenun Tanimbar, Harganya Capai Jutaan Rupiah

Tapal Batas

Bernilainya Kain Tenun Tanimbar, Harganya Capai Jutaan Rupiah

Yudistira Perdana Imandiar - detikFinance
Sabtu, 08 Okt 2022 12:45 WIB
Tenun Selaru
Foto: detikcom/Agung Pambudhy
Kepulauan Tanimbar -

Tenun ikat Tanimbar masih diproduksi dengan cara tradisional oleh masyarakat Kepulauan Tanimbar, khususnya di Kecamatan Selaru. Keindahan motif dan kualitas kain yang unggul membuat harga tenun ikat tergolong tinggi.

Pemilik Galeri Tenun Ikat Tanimbar 'Toko Glora', Fin Watutamata mengatakan kain tenun sudah menjadi kebutuhan bagi masyarakat Tanimbar. Sebab, orang asli Tanimbar menggunakan kain tradisional itu untuk berbagai kesempatan, seperti ibadah di gereja, hajatan, wisuda anak, acara adat, dan sebagainya.

Fin menyebut setiap hari ada saja orang yang datang ke tokonya untuk membeli kain tenun. Selain untuk dipakai, tenun ikat juga dijadikan barang sakral seperti untuk hantaran pernikahan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Biasanya hantaran nikah untuk adat pakai kain, motifnya tergantung. Kalau di sini (yang dibilang) Duan. Adatnya Duan Lolat. Kalau ada yang mau nikah, om-omnya datang ke sini dengan orang yang mau nikah tinggal pilih saja kainnya," jelas Fin saat berbincang dengan detikcom beberapa waktu lalu.

Fin mengulas semua produk tenun yang dipasarkan di galerinya seluruhnya diambil dari perajin di Kecamatan Selaru. Banyak perajin yang sudah menjadi mitra bisnis Fin. Mereka mengirimkan kain tenun ke Toko Glora secara rutin setiap pekan.

ADVERTISEMENT

Fin menuturkan harga kain tenun ikat bervariasi dari ratusan ribu sampai jutaan rupiah. Selembar kain untuk gaun wanita atau jas pria berukuran 3x1 meter dihargai mulai dari Rp 800 ribuan sampai Rp 1,3 juta.

Harga kain tenun semakin mahal jika motifnya semakin rumit dan semakin banyak warna yang digunakan. Sebab, jelas Fin, pembuatannya memakan waktu lebih lama dan tentunya jumlah benang yang digunakan lebih banyak.

"Untuk kain jas ada dari Rp 800- 1,3 juta, tergantung motifnya. Kalau banyak motif pasti harganya beda," terang Fin.

Baca Selanjutnya >>>

Selain menjual kain tenun lembaran, Fin juga menyediakan produk-produk kerajinan dari kain tenun, seperti tas, gelang, dasi, gelang, dan sebagainya. Untuk produk kerajinan itu kebanyakan dibuat oleh pengrajin di Saumlaki.

"Di sini ada banyak produk selain kain, ada tas, dompet, pouch, tempat tisu, sarung botol, penutup gelas, lalu ada juga dasi, baju, kemeja, terusan/dress, rok, aksesori seperti anting, gelang, kalung, jepitan rambut jadi di sini banyak sebenarnya," papar Fin.

Fin mengungkapkan Sejak awal memulai usaha ia mengambil pinjaman Kredit Usaha Rakyat (KUR) dari BRI yang menjadi dana simpanan serta modal usaha baginya.

"Terakhir ambil Rp 80 juta. Pas buka ini ada KUR, ambil dari BRI. Ambil simpan untuk dana cadangan, nanti pembayarannya pakai hasil jualan," ujar Fin.

detikcom bersama BRI mengadakan program Tapal Batas yang mengulas perkembangan ekonomi, infrastruktur, hingga wisata di beberapa wilayah terdepan Indonesia. Untuk mengetahui informasi dari program ini ikuti terus berita tentang Tapal Batas di tapalbatas.detik.com!


Hide Ads