Mau Akuisisi KCI, Yakin MRT Jakarta Kuat Operasikan KRL?

Mau Akuisisi KCI, Yakin MRT Jakarta Kuat Operasikan KRL?

Herdi Alif Al Hikam - detikFinance
Rabu, 12 Okt 2022 13:15 WIB
Infografis MRT Fatmawati-TMII
Ilustrasi MRT Jakarta (Foto: Infografis detikcom/Denny)
Jakarta -

PT MRT Jakarta berencana untuk mengakuisisi PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) yang merupakan anak usaha PT Kereta Api Indonesia (KAI) yang mengelola KRL Jabodetabek. Namun, melihat kapasitas MRT Jakarta saat ini beberapa pihak pesimis perusahaan BUMD DKI Jakarta itu akan mampu mengelola PT KCI.

Bila dibandingkan, Direktur Eksekutif Institut Studi Transportasi (Instran) Deddy Herlambang menyatakan KCI sudah lebih besar dan berpengalaman sebagai perusahaan daripada MRT Jakarta. Operasional kereta KRL di Jabodetabek sudah berjalan bertahun-tahun lamanya.

Sementara itu secara jaringan operasional dan juga pendapatan, KCI pun dinilai lebih unggul daripada MRT Jakarta. Deddy justru terheran mengapa perusahaan yang lebih kecil mau mengakuisisi perusahaan yang jauh lebih besar.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kalau diperbandingkan juga MRT Jakarta dengan KCI kan sudah lebih besar KCI, jelas sekali dari jaringannya pendapatannya aja beda. Masak yang kecil akuisisi yang besar? Ini kayak anak kecil makan makanan orang dewasa," kata Deddy kepada detikcom, ditulis Rabu (12/10/2022).

Dari segi teknis Deddy pun ragu MRT Jakarta punya pengalaman dan modal untuk mengoperasikan jaringan kereta milik KCI yang sudah sangat besar. Bukan cuma di Jakarta saja, namun di berbagai daerah.

ADVERTISEMENT

"Lalu apakah mereka punya pengalaman dan modal? Operasionalnya apakah sudah ada pengalaman? Kalau telat, atau kecelakaan bagaimana? Saya sih lebih pilih KCI operasikan KRL," ungkap Deddy.

Dari sisi harga akuisisinya pun menurut Deddy sangat kecil sekali, berdasarkan permintaan Penyertaan Modal Daerah oleh MRT Jakarta ke Pemprov DKI Jakarta, dana Rp 1,7 triliun akan digunakan untuk melakukan akuisisi KCI. Deddy menilai valuasi KCI sebetulnya jauh lebih besar, bisa dua hingga tiga kali lipat dari jumlah Rp 1,7 triliun.

"Modal juga cuma Rp 1,7 triliunan apakah mereka bisa atur semua. Itu kan perusahaan baru 3 tahun, masak mau akuisisi yang besar," ujar Deddy.

KAI Kehilangan Pendapatan
Menurut Deddy, porsi kontribusi KCI kepada pendapatan KAI cukup besar. Akan sangat disayangkan apabila perusahaan yang untung besar malah diobral sahamnya ke perusahaan daerah.

Bila akuisisi terjadi, kontribusi pendapatan KCI ke KAI akan berkurang hingga setengahnya. Karena alasan ini pula, menurut Deddy Serikat Pekerja KA menolak akuisisi.

Lebih lanjut dia menyatakan sampai saat ini PT KAI, maupun PT KCI adalah perusahaan sehat dan tidak bermasalah. Semua pelayanan pun dilakukan secara sangat baik.

"Sebelumnya KAI terima laba 100% bersih dari PSO, namun ketika diakuisisi cuma 49,1%, mana ada orang yang mau begitu? Kecuali PT KAI bangkrut, ini KAI sehat-sehat aja kok ya masa mau diakuisisi," pungkas Deddy.

Pengamat Kebijakan Publik Agus Pambagio juga menilai kemungkinan MRT Jakarta tak akan mampu mengoperasikan jaringan milik KCI. Malah dia tak mau banyak berandai-andai MRT mengelola KCI.

Sejauh ini, Agus hanya menegaskan rencana akuisisi KCI benar-benar tidak bisa dilakukan sebelum ada aturan tertulis yang jelas.

"Nah itu saya kira tidak kuat juga dia. Kita jangan berangan-angan lah. Sejauh ini rencana itu sama sekali belum jelas aturan hukumnya, itu saja jangan terlalu banyak bicara lebih jauh," kata Agus.

Simak juga video 'Anies Resmikan Tarif Integrasi LRT-MRT-TransJ: Maksimal Rp 10 Ribu':

[Gambas:Video 20detik]



(hal/dna)

Hide Ads