Presiden Partai Buruh Said Iqbal mengkritik pemerintah RI yang kerap menyampaikan informasi seputar ketidakstabilan ekonomi dunia yang terancam resesi.
Menurutnya, hal ini memprovokasi masyarakat. Salah satunya bisa memicu pebisnis dan pengusaha dalam mengambil tindak pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap karyawannya.
"Kami minta para menteri jangan jadi provokator. Datang ke Indonesia setelah pulang dari luar negeri mengancam dengan kalimat-kalimat bahwa bersiap-siap menghadapi resesi. Itu tugasmu sebagai pemerintah. Kenapa kau berbicara kepada rakyat?" katanya di hadapan ribuan massa aksi di kawasan Patung Kuda, Jakarta Pusat, Rabu (12/10/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lebih lanjut Said menuturkan, para menteri seharusnya bertugas untuk meyakinkan rakyat dapat tetap terjamin penghidupannya selama masa tersebut berlangsung. Di antaranya menyangkut persoalan jaminan makan, BBM tetap murah, tetap ada perumahan, jaminan kesehatan, serta jaminan sosial.
Oleh karena itu, menurutnya para menteri sepatutnya tidak memprovokasi rakyat untuk bersiap-siap menghadapi resesi. Justru, itu tugas pemerintah untuk bersiap.
"Bukan tugasmu para menteri untuk memprovokasi bahwa rakyat bersiap-siap untuk menghadapi resesi. Kamu yang harus siap-siap. Kamu siap miskin atau tidak? Kami rakyat sudah terlalu miskin. Sudah tidak perlu ucapan-ucapan provokasi," tegasnya.
Said mengatakan, parah buruh lebih setuju terhadap ucapan Presiden Joko Widodo sebelumnya, di mana Indonesia dapat bertahan di tengah krisis global.
"Kami ingin mengutip Presiden Jokowi yang mengatakan Indonesia akan bertahan di tengah resesi global ini. Kita punya hutan, kita punya laut, punya ikan. Kita punya minyak bumi, kita punya tumbuh-tumbuhan, punya padi, dan jenis-jenis makanan lainnya," ujarnya.
Di sisi lain, Said tidak menyebutkan secara gamblang siapa menteri yang di maksud. Hanya saja, belakangan Menteri Keuangan Sri Mulyani kerap menyampaikan ke khalayak menyangkut kondisi perekonomian global dan prediksi terjangan resesi di tahun 2023.
(das/das)