28 Negara Antre Jadi 'Pasien' IMF, Siapa yang Sakitnya Paling Parah?

28 Negara Antre Jadi 'Pasien' IMF, Siapa yang Sakitnya Paling Parah?

Ignacio Geordi Oswaldo - detikFinance
Kamis, 13 Okt 2022 15:02 WIB
Members of social organizations camp on 9 de Julio avenue during a protest against the economic adjustment, the agreement with the IMF and to demand decent jobs, in front of Argentinas Social Development Minister building on Septembre 27, 2022 in Buenos Aires. (Photo by Luis ROBAYO / AFP) (Photo by LUIS ROBAYO/AFP via Getty Images)
Foto: AFP via Getty Images/LUIS ROBAYO
Jakarta -

Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan saat ini sudah ada 28 negara di dunia tengah antre untuk mendapatkan bantuan dari Dana Moneter Internasional (IMF). Adapun ke-28 negara ini meminta bantuan kepada IMF untuk memperbaiki perekonomiannya.

Adapin Jokowi mengaku bahwa dirinya mendapatkan informasi ini dari Washington DC, Amerika Serikat. Dirinya menyebut satu per satu negara tumbang karena krisis dan inflasi yang tinggi.

"Pagi tadi saya dapat informasi pertemuan di DC. 28 Negara sudah antre di markasnya IMF, menjadi pasien," ungkap Jokowi, dalam Investor Daily Summit 2022, Selasa (11/10/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Lantas siapa di antara ke-28 negara ini yang menderita 'penyakit' paling parah?

Melihat kondisi saat ini, Argentina adalah salah satu contoh negara yang tengah mengalami "sakit parah". Inflasi tinggi, suku bunga tinggi, kurs jeblok, utang menumpuk, cadangan devisa tipis, investasi asing nyaris tak ada, dan banyak lagi indikator busuk lainnya. Semua gejala ini merupakan siklus berulang.

ADVERTISEMENT

Melansir dari CNBC Indonesia, Argentina adalah "pasien tetap" dengan penyakit terparah IMF. Hal ini nampak dari bagaimana negara tersebut telah menerima paket penyelamatannya paling besar, senilai US$ 44 miliar yang diteken Maret lalu, untuk skema selama 30 bulan.

Adapun utang ini diteken setelah negara tersebut menerima paket penyehatan senilai US$57 miliar (nilai terbesar yang pernah diberikan IMF). Namun pada 2018 ini ternyata negara tersebut masih gagal dalam menyembuhkan penyakit yang di deritanya.

Karena itu, dari semua penyakit kambuhannya, yang paling mengkawatirkan Argentina adalah ledakan krisis utang untuk kesekian kalinya. Negara penghasil utama gandum dunia ini tercatat sudah sembilan kali dinyatakan default alias gagal bayar utang.

Dimulai periode pertama pada 1827, atau 11 tahun setelah kemerdekaan, hingga teranyar tak mampu mengembalikan skema pinjaman miliar dolar pinjaman jatuh tempo pada 2021.

Bila dihitung, saat ini nilai utang pemerintah Argentina tidak main main, mencapai setara lebih dari Rp 515 ribu triliun bila di rupiahkan dengan kurs Rp 15.290 per dolar Amerika Serikat.

Rinciannya, obligasi dalam mata uang dolar AS sebesar US$29,4 triliun atau setara 60,9% dari total utang, obligasi dalam negeri Peso Argentina atau ARS 13,3 triliun (27,56%) dan obligasi dalam mata uang EUR4,3 triliun (8,93%). Ketiga denominasi itu mencakup 97% dari total utang Argentina.

Oleh karena itu tidak heran bila semua lembaga pemeringkat memberi label C pada semua tenor surat utang denominasi dolar AS milik pemerintah Argentina. Artinya, default atau berpotensi gagal bayar.

Simak video 'Airlangga soal 28 Negara 'Pasien' IMF: RI Relatif Kuat':

[Gambas:Video 20detik]



(fdl/fdl)

Hide Ads