Neraca Dagang RI Diramal Surplus Lagi, tapi Angkanya Menciut

Neraca Dagang RI Diramal Surplus Lagi, tapi Angkanya Menciut

Sylke Febrina Laucereno - detikFinance
Senin, 17 Okt 2022 09:00 WIB
Gedung Badan Pusat Statistik (BPS)
Foto: Ari Saputra
Jakarta -

Hari ini Badan Pusat Statistik (BPS) akan mengumumkan laporan perkembangan ekspor impor. Kalangan ekonom memprediksi, neraca perdagangan masih akan mengalami surplus meskip tidak sebesar bulan sebelumnya.

Ekonom PermataBank Josua Pardede memprediksi surplus neraca perdagangan pada bulan September mengalami penurunan menjadi US$ 4,84 miliar dari sebelumnya sebesar US$ 5,76 miliar.

"Penurunan ini sendiri didasarkan pada potensi penurunan ekspor akibat penurunan harga komoditas ekspor Indonesia, seperti CPO dan juga baja," kata dia, Senin (17/10/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dia mengungkapkan untuk CPO tercatat mengalami penurunan harga rata-rata sebesar 13,3% secara bulanan, sementara harga baja turun secara rata-rata sebesar 1,18% secara bulanan.

Di sisi lain, harga batu bara cenderung masih mengalami kenaikan sebesar 8,52% secara bulanan. Oleh karena itu, diperkirakan penurunan pada ekspor cenderung lebih terbatas.

ADVERTISEMENT

"Sementara itu, dari sisi impor, kami perkirakan impor akan meningkat, yang didorong oleh peningkatan aktivitas manufaktur pada bulan September," jelas dia.

Peningkatan aktivitas ini sendiri tercermin dari peningkatan PMI Manufaktur menjadi 53,7 dari sebelumnya 51,7. Secara tahunan, pertumbuhan ekspor diperkirakan meningkat menjadi 32,05% yoy, sementara pertumbuhan impor meningkat menjadi 37,81% yoy.

Dalam laporan bulanan Danareksa Sekuritas disebutkan periode September 2022 neraca perdagangan disebut akan surplus US$ 5,15 miliar. Ditopang oleh ekspor batu bara pada level harga US$ 300 per ton.

Untuk ekspor CPO diprediksi akan melambat sejalan dengan mulai melandainya pergerakan harga.

Ekonom BCA David Sumual menyebut untuk ekspor Indonesia diprediksi US$ 23,39 miliar atau tumbuh 13,5%. Lalu impor tercatat US$ 18,56 miliar atau tumbuh 22,8%. Jadi surplus neraca dagang diprediksi US$ 4,83 miliar.

(kil/das)

Hide Ads