Permasalahan kekurangan pasokan bahan, kemacetan logistik dan kenaikan biaya tampaknya tidak menurunkan produksi dan penjualan mobil listrik Tesla. Produsen mobil listrik milik konglomerat Elon Musk ini mencatatkan pendapatan naik 50% dari tahun lalu.
Dikutip dari BBC, Kamis (20/10/2022) meskipun nilai itu sebenarnya jauh dari target yang diharapkan selama tiga bulan ini, sebab penjualan mobil juga menurun. Pendapatan perusahaan tercatat US$ 21,45 miliar atau setara Rp 333,9 triliun (kurs Rp 15.570), naik 50% dari tahun lalu.
Tesla sendiri memang tumbuh secara agresif dalam beberapa tahun terakhir. Terbaru produsen mobil listrik itu membuka pabrik baru di AS, Cina, dan Jerman, serta meningkatkan produksi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Perusahaan mengirimkan 343.000 mobil lalu. Nilai itu rekor naik lebih dari 40% dari periode yang sama tahun lalu. Kabarnya, Perusahaan memproduksi lebih banyak mobil daripada yang dijual.
Perusahaan melaporkan laba $3,3 miliar, naik signifikan dari tahun lalu. Harga saham telah turun 40% tahun ini, menghapus miliaran dolar dari nilai perusahaan.
Pengiriman truk listrik Tesla yang sangat dinanti akan dimulai pada bulan Desember. Tesla mendominasi pasar kendaraan listrik di AS, tetapi menghadapi lebih banyak persaingan di Eropa dan China.
Produsen mobil Jerman BMW mengatakan pada hari Rabu bahwa mereka akan menghabiskan US$1,7 miliar untuk memperluas produksi kendaraan listriknya di AS. BMW akan menjadi pesaing Tesla terbaru.
(ada/zlf)