Kebutuhan kedelai di Indonesia masih bergantung terhadap impor. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) saja, impor kedelai dari berbagai negara masih cukup tinggi sampai Desember 2021 mencapai 2,4 juta ton yang berasal dari Amerika Serikat (AS) sampai Brasil.
Untuk menekan impor kedelai yang hampir 100 persen bergantung dengan impor, Presiden Joko Widodo (Jokowi) memang berulang kali meminta agar produksi di dalam negeri ditingkatkan. Terbaru, pada September lalu, pemerintah menyiapkan lahan produksi kedelai seluas 300 ribu hektare (ha).
Hal itu disampaikan oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam keterangan pers dalam YouTube Sekretariat Presiden, Senin (19/9). Dalam kesempatan itu, anggaran yang disiapkan pemerintah mencapai Rp 400 miliar.
"Kemudian langkah berikutnya adalah yang sudah disiapkan dari anggaran pemerintah adalah perluasan ke 300 ribu Ha. Itu anggarannya sudah disiapkan Rp 400 miliar dan tahun depan akan ditingkatkan dari 300 ribu Ha ke 600 ribu Ha. Eksisting ada 150 ribu Ha. Dengan demikian angka target produksi 1 juta Ha dikejar 2 atau 3 tahun ke depan," katanya, dikutip lagi Jumat (21/10/2022).
Airlangga menyebut nantinya akan dipilih benih Genetically Modified Organism (GMO) agar produksi kedelai bisa naik dari saat ini 1,6-2 ton per hektare (Ha) menjadi 3,5-4 ton per Ha.
"Bapak Presiden ingin kedelai itu tidak 100% tergantung impor. Salah satu arahan beliau harganya dibuat agar petani tidak rugi. Untuk itu nanti ada penugasan kepada BUMN, itu di harga Rp 10 ribu," tuturnya.
Diakui oleh pemerintah bahwa seluruh kebutuhan kedelai harusnya sebanyak 2,4 juta ton itu produksi nasionalnya kan turun terus. Selain itu, kurang menarik bagi petani ini juga yang menjadi salah satu penyebab petani enggan menanam kedelai dalam beberapa waktu terakhir.
Menurut Airlangga, petani tidak bisa menanam kedelai jika harganya di bawah Rp10.000 per kg karena akan kalah dengan harga impor dari Amerika Serikat yang hanya Rp7.700 atau bahkan lebih murah.
Dalam kesempatan berbeda, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL) pernah mengatakan bahwa lahan yang disiapkan untuk memperluas produksi kedelai kurang lebih 351 ribu hektare. Saat ini yang baru ditanamkan baru 67 ribu hektare, angka ini per September 2022.
"Saya diperintahkan (Jokowi) untuk terus melakukan penanaman tambahan baik untuk jagung, kedelai, cabai maupun bawang. Khusus kedelai, sekarang ini lagi dipersiapkan kurang lebih 351 ribu hektare dan yang ditanam baru 67 ribu hektare. Oktober ini akan mulai tanam," ujar SYL, Senin, (19/9).
Simak Video "Jerit Pembuat Tahu-Tempe di Bali Saat Harga Kedelai Meroket"
(ada/zlf)