Dalam kurun waktu 6 bulan terakhir, isu resesi terbangun begitu cepat. Narasi-narasi yang diungkapkan banyak pihak menimbulkan berbagai spekulasi tentang besarnya dampak yang ditimbulkan olehnya.
Sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani mengungkapkan bahwa negara-negara di dunia akan mengalami dampak resesi global. Sementara itu, Presiden Jokowi menyebutkan bahwa pada 2023 Indonesia akan memasuki masa-masa gelap. Namun, ia menyebutkan bahwa belum ada satupun yang bisa menjelaskan besaran efeknya seperti apa.
"Mengenai resesi global, tahun ini sulit dan tahun depan. Sekali lagi saya sampaikan akan gelap. Dan kita tidak tahu badai besarnya seperti apa sekuat apa tidak bisa dikalkulasi," ujar Jokowi di Jakarta Convention Center, Kamis (29/09).
Anthony Leong, pengusaha muda sekaligus Ketua Umum Perhimpunan Pengusaha Jasa Kantor Bersama Indonesia (PERJAKBI) menganalisis bahwa sebesar apapun efek yang ditimbulkan oleh resesi global, ekonomi Indonesia tidak akan sekelam masa-masa krisis moneter seperti yang terjadi pada 1998 lalu.
Ia menyebutkan bahwa eskalasi krisis yang akan terjadi ini selevel dengan krisis yang terjadi 25 tahun lalu itu. Sebab, faktor utama yang mempengaruhi bukan berasal dari dalam negeri.
"Saya rasa terlalu jauh kalau misalnya krisis yang terjadi nanti karena isu krisis global ini akan sma dengan krisis 98. Karena ini bukan hanya kita. Dan kita masih bisa selamat," ujar Anthony dalam d'Mentor detikcom, Kamis (20/10).
Namun Anthony menyebutkan bahwa masyarakat masih perlu berjaga-jaga. Ia mengungkapkan bahwa dalam ketakutan akan ketidakpastian, optimisme harus dibangun.
Saksikan juga d'Mentor: Ancang-ancang Pengusaha, Resesi 2023!