Menhub Minta Maskapai Lebih Peka Sama Medsos

Menhub Minta Maskapai Lebih Peka Sama Medsos

Herdi Alif Al Hikam - detikFinance
Rabu, 26 Okt 2022 19:30 WIB
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi megunjungi Gerbang Tol Cikampek Utama. Kedatangannya untuk meninjau arus balik lebaran 2022 di Tol Jakarta-Cikampek.
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi (Foto: Agung Pambudhy)
Jakarta -

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menyinggung soal banyaknya keluhan penumpang layanan transportasi udara. Khususnya, keluhan-keluhan yang disampaikan dan viral di media sosial.

Budi Karya menyinggung beberapa keluhan yang muncul misalnya seperti delay waktu penerbangan hingga pengambilan barang di bagasi yang terhambat.

"Yang sekarang alami tekanan-tekanan. Utamanya di sektor udara, karena setiap saat delay, barang terhambat, dan sebagainya, itu jadi catatan yang mesti dilakukan," ujar Budi Karya di kantornya, Jakarta Pusat, Rabu (26/10/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurutnya, adanya gelaran konferensi G20 di Indonesia harus menjadi sinyal untuk memperbaiki layanan menjadi lebih prima.

"Dari segi kebersihan, layanan sikap tubuh, merespons komentar dan berita. Saya minta teliti. Jadi komunikasi penting. Bagaimana medsos itu begitu cepat menyebarkan hal-hal tertentu," ungkap Budi Karya.

ADVERTISEMENT

Budi Karya menjelaskan saat ini di tengah pemulihan penerbangan paska pandemi COVID-19, beberapa masalah muncul. Salah satunya adalah pengurangan pekerja dan juga armada.

"Karena saat COVID-19 pasti terjadi pengurangan pekerjaan masif dilakukan di sektor penerbangan juga klien-klien yang menjadi partner itu akan diputus, sehingga ini harus dilakukan satu fine tuning," sebut Budi Karya.

Sebagai contoh saja, Budi Karya juga menyatakan saat ini Bandara Soekarno-Hatta belum maksimal untuk melayani penerbangan internasional. Maka dari itu penerbangan internasional dari Soekarno-Hatta ditahan jumlahnya.

"Contoh sekarang ini kita merasa penerbangan internasional dari Soekarno-Hatta kurang maksimal, belum memenuhi ekspektasi kita. Maka penerbangan internasional kita batasi," ungkap Budi Karya.

Budi Karya melanjutkan persiapan pun terus dilakukan untuk mengoptimalkan Bandara Soekarno-Hatta sebagai bandara internasional nomor satu di Indonesia.

"Sampai pada waktunya, siapkan tenaga, siapkan equipment, siapkan stakeholder yang melakukan, baru kita naikkan lagi. Nah ini kita lakukan di semua bandara. Bandara yang lain relatif tidak ada tekanan. Karena Soetta itu kapasitasnya sudah 80%. Dulu, turun sampai hampir 20%. Bisa dibayangkan dalam waktu pendek ini increase," kata Budi Karya.

(hal/das)

Hide Ads