Anak Buah Airlangga Sebut Media Bisa Jadi Penyelamat Ekonomi RI

Anak Buah Airlangga Sebut Media Bisa Jadi Penyelamat Ekonomi RI

Shafira Cendra Arini - detikFinance
Kamis, 27 Okt 2022 12:03 WIB
Pertumbuhan ekonomi RI di kuartal II-2021 diramal tembus 7%. BI menyebut hal ini karena pemulihan di sektor pendukung turut mendorong ekonomi nasional.
Foto: Agung Pambudhy
Jakarta -

Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Makro dan Keuangan Kemenko Perekonomian Iskandar Simorangkir menyebut pers atau media massa memiliki peran penting dalam mendukung Indonesia menjadi negara maju di 2045.

Terjangan virus COVID-19 menjadi pendorong utama yang mengguncang perekonomian global. Dalam hal ini, Iskandar menyoroti pengaruhnya pada suplai dan demand, hingga kenaikan harga pangan dan energi.

"Yang terjadi setelah harga tidak terkendali, di rem demandnya padahal pemulihan baru terjadi. Makanya kita tidak heran bank-bank naikin suku bunganya," kata Iskandar dalam acara Peran Pers Terhadap Pemulihan dan Kebangkitan Ekonomi Indonesia di Wisma Antara, Kamis (27/10/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Iskandar menyampaikan, para lembaga internasional pun memprediksikan ancaman stagflasi. Dalam mengendalikan kondisi tersebut, menurutnya, pemberdayaan pasar domestik Indonesia yang begitu besar akan mampu mempertahankan pertumbuhan positif dalam perekonomian RI, untuk itu optimisme dalam persepsi masyarakat sangat dibutuhkan. Dalam hal inilah peran media sangat dibutuhkan.

"Kita lihat media menjadi penggerak kita. Jadi digitalisasi media memberi kontribusi besar bagi pertumbuhan ekonomi kita, dalam hal ini yang paling penting yaitu menumbuhkan optimisme masyarakat," jelas Iskandar.

ADVERTISEMENT

"Ketika pemberitaan terus menerus terhadap kondisi ekonomi yang negatif, pasti saya sebagai pengusaha beranggapan wah semua media ini berpengaruh pada rasionaliti saya, jadi saya akan berhati-hati tidak akan ekspansi usaha saya. Begitu pula di sisi buyer, saya akan berjaga-jaga untuk uang saya saving," sambungnya.

Karena itulah, apabila pemberitaan kondisi negatif ini terus diberitakan juga akan turut mengerek ekspektasi negatif hingga menyebabkan penurunan pertumbuhan ekonomi. Apalagi di tahun 2023 IMF memproyeksikan penurunan pertumbuhan RI dari 5,2% di tahun ini, ke 5%.

"Kalau semua orang berperilaku sama, optimis, mereka berbelanja dengan pola normal atau dia mengalami peningkatan belanjanya karena optimis dengan ekonomi masa depan, akan timbul self-fulfilling prophecy," ujarnya.

Lihat juga video 'Obat Penarawar Dalam Ketakutan Menghadapi Resesi':

[Gambas:Video 20detik]



Bersambung ke halaman selanjutnya.

Tidak hanya dalam membentuk ekspektasi positif dari pasar, Iskandar mengatakan, media juga turut andil dalam menjaga dan mengoreksi kebijakan pemerintah dalam jalur yang benar. Oleh karena itu, ia berharap seluruh pihak dapat bekerja sama dalam memulihkan ekonomi RI.

Selain itu, Iskandar juga turut menyoroti hilirisasi sumber daya alam. Menurutnya, hilirisasi bisa menjadi salah satu kunci peningkatan pendapatan RI, dalam hal ini investasi di sektor tersebut sangat perlu didorong.

"Kita harus mendorong investasi kita sehingga hilirisasi SDA kita memiliki nilai tambah tinggi. Itu harus kita dorong dengan cara menata iklim usaha, makanya pemerintah mengeluarkan UU Cipta Kerja," kata ISkandar.

Ia pun mencontohkan di sektor nikel pasca pembangunan smelter. Pada Januari 2022 kemarin, nilai ekspor RI hanya di US$ 639 Juta. Dan pada Agustus 2022, ekspor RI berhasil meningkat secara signifikan yakni di US$ 3,7 miliar. Untuk itulah, siapapun pemimpinnya, Iskandar berharap pers mampu mengawal konsistensi pemerintah dalam kebijakan mendorong hilirisasi ini.


Hide Ads