Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan pihaknya ingin membuat Pelabuhan Tanjung Priok di Jakarta Utara dan Pelabuhan Patimban di Jawa Barat berduet untuk menjadi hub logistik internasional.
Nantinya kedua pelabuhan ini akan berduet untuk melayani pengiriman barang dari dan luar negeri. Hal itu diungkapkan Budi Karya saat meninjau kapal kontainer 'raksasa' CMA CGM Alexander Von Humboldt yang bersandar di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara.
"Hal yang penting adalah kita mau menjadikan Priok dan Patimban menjadi hub. Apa artinya hub? Kita mau mengkonsolidasikan barang-barang kita di seluruh Indonesia ke titik sekarang yang baru Priok nanti Patimban," papar Budi Karya saat memberikan keterangan pers, Senin (31/10/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurutnya, bila duet dua pelabuhan ini sukses untuk menjadi hub internasional, nantinya jumlah barang yang dikirim dari dan ke Indonesia bisa menjadi lebih banyak.
"Jadi, supaya jumlah yang diangkut dari Indonesia lebih banyak. Banyaknya suatu jumlah berbanding lurus dengan efisiensi," sebut Budi Karya.
Budi Karya juga meminta kepada semua pihak untuk terus memperbaiki pelayanan. Menekan angka logistik menjadi tugas utama semua pemangku kepentingan di pelabuhan.
Perbaikan layanan harus dilakukan oleh otoritas pelabuhan, operator pelabuhan, hingga shipping line. Bahkan, di sisi darat perbaikan pelayanan juga harus dilakukan.
"Kita memang tidak boleh puas diri dengan ini, kita harus melakukan upaya menekan angka logistik dengan baik dan tidak mungkin dilakukan sendiri. Kita butuh operator, shipping line. Di darat juga kita harus dilakukan suatu program," tutup Budi Karya.
Budi Karya sendiri hari ini meninjau kapal Alexander Von Humboldt yang bersandar di Pelabuhan Tanjung Priok. Kapal ini diklaim menjadi kapal kontainer paling besar yang pernah bersandar di Indonesia.
Kapal ini memiliki kapasitas sebesar 16.000 TEUS. Ukurannya 60% lebih besar dibandingkan kapal-kapal kontainer yang beroperasi di Indonesia. Kapal Alexander Von Humboldt memiliki panjang total 396 meter dan bertenaga 176546 gross tonage (GT).
Bukan cuma kapasitasnya yang besar, kelebihan kapal ini adalah akan melayani jalur direct call atau pelayaran langsung dari Indonesia ke Amerika Serikat tanpa perlu adanya transit. Kapal itu akan membuka layanan pengiriman barang produk lokal dan manufaktur seperti kertas, karet, garmen, alas kaki, hingga barang elektronik dari Indonesia ke Amerika tiap minggunya.
(hal/das)