Dagadu Djokdja merupakan salah satu merek kaos ternama di Yogyakarta. Kaos ini dikenal menjadi cenderamata alternatif yang biasa dibeli saat berkunjung ke Yogyakarta.
Dagadu Djokdja didirikan oleh 25 mahasiswa dan mahasiswi Teknik Arsitektur UGM, salah satunya yaitu Ahmad Noor Arief. Arief dan teman-temannya memiliki kesamaan minat di bidang kepariwisataan, perkotaan, dan desain grafis.
Berangkat dari kesamaan minat, mereka akhirnya setuju untuk membuka kios yang menjual cenderamata alternatif khas Yogyakarta, seperti kaos, gantungan kunci, gambar tempel, dan lainnya. Dagadu hadir pertama kali pada tahun 1994 dengan lapak pertamanya di Mall Malioboro yang memiliki konsep kaki lima di dalam mall.
Nama Dagadu terinspirasi dari warisan budaya Jawa berupa bahasa Walikin, yang merupakan inovasi dari aksara Jawa Hanacaraka. Dalam bahasa Walikin, Dagadu memiliki arti 'Matamu', karena Dagadu Djokdja di awal berdirinya dimaksudkan sebagai tanda mata dari Yogyakarta, yang menghadirkan Yogyakarta dalam bentuk nostalgia sekaligus 'nyeni'.
Meski memiliki banyak tantangan, Dagadu Djokdja terus berkembang dan bahkan kini memiliki workshop produksi sendiri. Di dalam workshop produksi ini terdapat tim-tim kreatif dan marketing guna mengembangkan produk agar tidak berhenti berinovasi.
Dengan berubahnya selera fashion serta kebiasaan masyarakat, Dagadu terus berinovasi agar tidak ketinggalan zaman. Kini, produk yang dikeluarkan Dagadu bukan hanya kaos saja tetapi juga sweater & cardigan, jaket, kemeja flannel, serta pernak pernik lainnya.
Simak juga Video: Bintang Kecil, Cahaya Dalam Krisis Lagu Anak Indonesia
(fdl/fdl)