Hari ini Badan Pusat Statistik (BPS) akan mengumumkan angka inflasi periode Oktober 2022. Kalangan ekonom memprediksi angka inflasi ini berada di kisaran 0,6-0,8% secara bulanan.
Ekonom dan Co-Founder & Dewan Pakar Institute of Social, Economic and Digital/ISED Ryan Kiryanto memprediksi inflasi Oktober 2022 sebesar 0,06-0,08% secara bulanan atau 5,88-5,91% secara tahunan.
"Ini karena efek inflatoir kenaikan harga BBM sudah mereda lantaran sudah price-in dalam pembentukan harga sekarang," kata dia kepada detikcom, Selasa (1/11/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia mengungkapkan untuk harga kelompok pangan seperti makanan dan minuman sudah relatif stabil dan normal mengikuti arah harga baru setelah kenaikan harga BBM.
"Namun harga kelompok transportasi tampaknya masih menyumbang inflasi karena mobilitas orang dan barang baik antarkota, antar provinsi maupun antar pulau yang meningkat sejalan dengan pelonggaran protokol kesehatan," jelasnya.
Menurut dia, kenaikan BI Rate yang cukup agresif yang kemungkinan besar direspons oleh kenaikan suku bunga simpanan oleh beberapa bank (tidak secara industri) cukup efektif menahan perilaku konsumtif masyarakat sehingga menopang terkendalinya ekspektasi inflasi ke depannya sesuai policy guidance BI.
Ryan menyebut, bank sentral berkeinginan target inflasi yang 3% +/- 1% bisa dicapai pada semester I-2023. Oleh karena itu perlu diwaspadai potensi kenaikan inflasi bulanan dan tahunan pada Desember karena ada perayaan Natal dan Tahun Baru yang lazimnya disertai lonjakan permintaan konsumtif yang inflatoir.
Ekonom PermataBank Josua Pardede memperkirakan angka inflasi periode Oktober 2022 berada di kisaran 0,08% secara bulanan atau 5,91% secara tahunan. Dia menjelaskan pendorong inflasi bulan Oktober antara lain inflasi inti, sementara kelompok harga bergejolak cenderung mengalami deflasi.
Indeks harga konsumen (IHK) jenis harga bergejolak diperkirakan mengalami deflasi sejalan dengan tren penurunan harga sebagian besar komoditas pangan antara lain cabai merah (-24% mtm), telur ayam (-6,3% mtm), daging ayam (-2,4% mtm), cabai rawit (-14% mtm), minyak goreng (-2,5% mtm), bawang merah (-1,9% mtm) dan bawang putih (-2,1% mtm) sementara harga beras naik tipis 1,1% mtm.
"Sementara itu, inflasi inti diperkirakan meningkat menjadi 3,45%yoy dari bulan sebelumnya 3,21%yoy, sejalan dengan second round effect dari kenaikan harga BBM pada bulan September yang lalu. Kenaikan inflasi inti juga didorong oleh kenaikan harga emas sekitar 0,17%," ujar dia.
Simak juga Video: Negara-negara Ini Bakal Resesi, Tapi Indonesia Masih Aman