Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan (Zulhas) mengatakan pemerintah akan melakukan berbagai cara untuk mengendalikan harga telur. Menurutnya, harga telur seharusnya Rp 28.000 per kg.
Dengan harga tersebut, kata dia, peternak mendapat untung yang sedang.
"Kita buat acuan harga yang masuk akal. Harga itu harusnya Rp 28 ribu, untungnya sedang. Oleh karena itu kalau harga di bawah itu di sana ya, kalau di sini Rp 26 ribu masih untung, tapi kalau di Kalimantan sana harganya Rp 26 ribu ambil telurnya di sini ya tekor pedagangnya, peternak telurnya tekor pasti rugi karena ongkosnya," papar Zulhas dalam audiensi dengan peternak ayam petelur di Kabupaten Magelang, Selasa (1/11/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurutnya, langkah pertama yang harus dilakukan ialah mengatur grand parent stock (GPS) atau bibit induk ayam. Zulhas sendiri mengaku sempat marah karena GPS ini hanya diatur dua perusahaan.
"Berbagai cara kita lakukan, yang pertama dari awalnya dulu, namanya GPS itu. Wong saya marah kenapa GPS diatur dua perusahaan saja, nama Pokphand sama apa itu, dua, ko dia aja yang dapat yang lain nggak dapat. Sekarang nggak boleh lagi, harus yang lain dapat GPS," jelasnya.
Zulhas mengatakan, ke depan BUMN akan mendapat GPS ini. Sehingga, ada pemain lain di GPS.
"Pertama GPS itu nanti kita akan kasih BUMN misal 120 ribu nanti bapak-bapak bikin koperasi. Koperasi ngajukan dikasih, dibagi, karena GPS melahirkan 165 yang lain, cepet sekali," ujarnya.