Peringatan! Inggris Bakal Resesi Panjang hingga 2024

Peringatan! Inggris Bakal Resesi Panjang hingga 2024

Anisa Indraini - detikFinance
Jumat, 04 Nov 2022 08:44 WIB
LEEDS, ENGLAND - OCTOBER 21: A sign painted on the side of a house directs people to a local food bank on October 21, 2022 in Leeds, England. A report from the Office for National Statistics (ONS) published earlier this week showed consumer prices index rising to 10.1% in September, with food and drink rising at a rate of 15%, the largest jump in decades and forcing many people to use charity food banks. (Photo by Christopher Furlong/Getty Images)
Foto: Getty Images/Christopher Furlong
Jakarta -

Bank sentral Inggris (Bank of England/BoE) memperingatkan negaranya akan menghadapi resesi ekonomi hingga pertengahan 2024. Itu akan menjadi resesi terpanjang sejak pencatatan pertumbuhan ekonomi dimulai.

"Sekarang ekonomi sudah memasuki penurunan menantang musim panas ini, yang akan berlanjut tahun depan dan memasuki paruh pertama 2024. Meskipun bukan penurunan terdalam di Inggris, ini akan menjadi yang terpanjang sejak pencatatan dimulai pada 1920-an," kata Gubernur BoE Andrew Bailey dikutip dari BBC, Jumat (4/11/2022).

Kondisi itu terjadi karena bank sentral menaikkan suku bunga acuan 75 basis poin (bps) dari 2,25% menjadi 3%. Kenaikan tersebut merupakan yang terbesar dalam 33 tahun terakhir.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kenaikan suku bunga dilakukan bank sentral untuk menekan inflasi karena kenaikan biaya hidup yang cepat dalam 40 tahun terakhir. Harga pangan dan energi melonjak salah satunya karena perang di Ukraina, menyebabkan banyak rumah tangga menghadapi kesulitan dan mulai menyeret ekonomi.

"Jalan sulit di depan untuk rumah tangga Inggris, tetapi kita harus bertindak tegas sekarang atau keadaan akan lebih buruk nanti," ujar Bailey.

ADVERTISEMENT

Resesi adalah situasi yang terjadi ketika produk domestik bruto (PDB) atau pertumbuhan ekonomi suatu negara berada di bawah 0 (negatif) selama dua kuartal berturut-turut. Biasanya perusahaan akan menghasilkan lebih sedikit uang, gaji turun dan pengangguran meningkat.

Tingkat pengangguran saat ini berada pada titik terendah selama 50 tahun, tetapi diperkirakan akan meningkat menjadi hampir 6,5%.




(aid/zlf)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads