Saat Luhut Cerita Ngerinya Badai Ekonomi Dunia

Saat Luhut Cerita Ngerinya Badai Ekonomi Dunia

Herdi Alif Al Hikam - detikFinance
Senin, 07 Nov 2022 06:31 WIB
Poster
Foto: Edi Wahyono
Jakarta -

Ekonomi global sedang dilanda badai besar yang sempurna atau yang kerap disebut perfect storm. Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan pun mengungkapkan beberapa kenegeriannya.

Luhut bilang semua negara sedang berada di dalam kondisi tidak baik-baik saja. Baik negara besar dan superpower maupun negara-negara berkembang.

"Saya menggambarkan kondisi dunia yang kita tinggali saat ini sedang dilanda 'perfect storm' atau badai yang sempurna. Semua negara dalam kondisi tidak baik-baik saja, mulai negara berkembang hingga superpower sekalipun," ungkap Luhut dalam catatan panjang yang diunggah di akun Instagram resminya @luhut.pandjaitan, dikutip Minggu (6/11/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Salah satu penyebab badai ini terjadi adalah akibat gejolak perang dan perselisihan antar negara yang masih belum jelas kapan selesainya. Salah satunya adalah perang antara Rusia dan Ukraina.

Hasilnya, Luhut menyinggung gejolak-gejolak itu membuat harga-harga komoditas utama menjadi naik. Bahkan dia juga bilang ada potensi resesi global akibat konflik-konflik antar negara.

ADVERTISEMENT

"Hal ini sontak mempengaruhi harga-harga komoditas, ditambah kemungkinan resesi yang akan terjadi dan kemunduran menuju deglobalisasi. Belum lagi krisis kesehatan yang masih menghantui kita semua yang dapat memperparah kondisi dunia dalam beberapa waktu ke depan," ungkap Luhut.

RI Gelar KTT G20

Dalam catatan panjangnya, Luhut juga mengatakan di tengah ketidakpastian yang dialami seluruh negara saat ini, Indonesia mendapatkan kehormatan sekaligus kesempatan untuk menyelenggarakan KTT G20 2022 di Bali.

"Dalam sepuluh hari ke depan, negara-negara dengan perekonomian besar di dunia akan duduk bersama, berdialog dan berdiskusi sambil menekankan pentingnya kerja sama demi pemulihan dunia yang inklusif dan saling berkolaborasi di antara sesama anggotanya, yang diharapkan menghasilkan solusi atas permasalahan dunia saat ini," ungkap Luhut.

Gelaran itu akan dihadiri oleh 19 negara anggota dan satu organisasi regional Uni Eropa yang secara kolektif merepresentasikan 65% penduduk dunia, 79% perdagangan global, dan setidaknya 85% perekonomian dunia. Indonesia juga akan mengundang negara-negara sahabat di kawasan Afrika dan negara kepulauan lainnya.

Lihat juga video 'Jokowi Wanti-wanti Ekonomi Dunia Tahun Depan Gelap':

[Gambas:Video 20detik]



Bersambung ke halaman selanjutnya.

Luhut juga bilang Presidensi G20 dapat menjadi ajang untuk membuktikan Indonesia selama ini tahan terhadap berbagai krisis, khususnya di sektor ekonomi.

"Sembari menatap awan mendung dari dalam pesawat yang saya tumpangi, saya berpikir ada untungnya juga Indonesia menyandang Presidensi G20 di masa-masa sekarang ini. Mengapa? Inilah saat yang tepat membuktikan sekali lagi kepada dunia atas resiliensi ekonomi bangsa terhadap krisis," ungkap Luhut.

"Jika gelaran G20 ini sukses, maka nama besar Indonesia akan terangkat dan menjadi rujukan pelaksanaan event berskala internasional di tengah ketidakpastian global," ujarnya.

RI Diminta Jadi Juru Selamat
Luhut menyatakan banyak negara berharap helatan KTT G20 dapat memberikan aura perdamaian ke seluruh dunia.

Bahkan, menurutnya sudah banyak perwakilan negara-negara di dunia yang meminta langsung ke Presiden Joko Widodo untuk bisa menyerukan perdamaian di dunia. Hal ini dilakukan di tengah banyaknya negara-negara yang berkonflik, perang Ukraina dan Rusia misalnya.

"Indonesia selama ini dikenal sebagai 'bridge builder' , pada momen KTT G20 nanti sekali lagi kita akan mendapat tantangan besar apakah kepercayaan dunia dan G20 pada Indonesia masih ada. Saya optimis kepercayaan itu akan semakin meningkat, karena melihat bagaimana respons dan permintaan dunia internasional kepada Presiden Joko Widodo untuk mewujudkan perdamaian dunia," ungkap Luhut.

Luhut mengaku menyaksikan sendiri bagaimana perwakilan-perwakilan negara maju dan superpower meminta bantuan kepada Presiden Joko Widodo, dan mengirimkan utusannya untuk bertemu dengannya untuk membahas soal upaya-upaya perdamaian konflik di dunia.

Dia juga mengatakan Pangeran MBZ dari Uni Emirat Arab menyebutkan Presiden Jokowi telah membawa aura perdamaian di tengah konflik antar Rusia dan Ukraina di tengah status Indonesia sebagai Presidensi G20. Sebelumnya, Jokowi memang sempat mengunjungi kedua negara secara langsung.

"Salah satu kepala negara sahabat, Pangeran Mohammed Bin Zayed dari UAE juga mengapresiasi beliau dengan menyebut Presiden Jokowi membawa aura perdamaian karena upayanya menjembatani perdamaian antara Rusia dan Ukraina," ujar Luhut.


Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads