Usaha Laundry di masa kini tidak hanya bisa ditemui di sekitar kampus atau kawasan kos-kosan dekat perusahaan. Jasa cuci baju ini bahkan sudah masuk ke kawasan perumahan. Gaya hidup mengubah bisnis laundry menjadi potensi sumber cuan dengan omzet menggiurkan.
Apik Primadya, Ketua Umum Asosiasi Laundry Indonesia sekaligus pemilik Apique Laundry Management menjelaskan bahwa setiap orang bisa membuka jasa binatu. Menurutnya, tidak ada patokan modal pasti untuk memulai bisnis jasa ini.
"Sebenarnya modal Cuma sikat baju aja sudah bisa buka laundry. Sesederhana itu. Tapi kalau memang kita memang siap untuk bersaing, berkompetisi dan sustain ya beda caranya," ungkap Apik kepada tim d'Mentor on Location, Kamis (10/11)
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Apik menuturkan, seseorang yang ingin membuka usaha laundry lebih baik menghitung target yang ingin dicapai sebelum menyiapkan besaran modal yang disiapkan. Dengan demikian, Apik bisa membantu menghitung dan menakar faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan usaha.
Apik menjelaskan bahwa setiap orang yang ingin belajar bisnis ini kepadanya, perlu dengan detail menyebutkan harapannya dengan detail, baik target break even point (BEP) hingga rencana lokasi yang dipilih. Sebab, dari pengalamannya membuka cabang, lokasi menjadi salah satu kuncinya.
"Kami biasanya berbicara tentang bapak targetnya mau berapa,omzetnya mau berapa per bulan, baru kita hitung. Mesinnya harus berapa yang di pakai, ada formula yang berbeda tiap tujuan yang diinginkan ya," tuturnya.
"Maksud saya adalah kita sudah punya cita-cita, angan-angan. Oh kalau saya buka laundry, saya pengen kira kira omzet 20 juta cukup kayanya. 'Jadi profit-nya berapa ya mas?', biasanya nanyain gitu. 'Kalau saya pengen omzet 20 juta, profit-nya kira-kira berapa ya?' Kalau profit-nya 50%, berarti profit 10 juta. "Bisa mas?" Oh bisa," lanjutnya.
Namun, Apik mengingatkan bahwa bisnis laundry merupakan bidang usaha yang dibagi menjadi beberapa level segmentasi. Kejelian seorang pengusaha pemula diperlukan untuk membidik target konsumen yang tepat dan sesuai dengan pemilihan lokasi usaha.
"Kita harus paham bahwa selama manusia masih memakai baju, bisnis laundry tetap laku ya. Itu poin pertama. Kedua, kita harus pahami dulu bahwa market itu segmennya beda-beda. Kita bisa mengklasifikasikan ada kelas A, kelas B, kelas C. Kelas A itu fokus ke kualitas, kelas C itu yang penting murah," tutupnya.
(vys/vys)